Tuesday, August 28, 2012

, , , , ,

Beauty of Friendship, Reunion

Entri ini ditulis untuk memenangkan free entry untuk Looxclass Beauty Blogging & Make Up Workshop Jogja (plus hadiah paket makeup sebesar sampai Rp. 250.000). Klik ini deh untuk detil acaranya : http://www.looxperiments.com/2012/07/yogyakarta-looxclass-beauty-blogging.html dan klik ini deh, kalau mau ikutan blog contest-nya : http://www.looxperiments.com/2012/08/blog-contest-beauty-of-friendship-rules.html

Haloo, Jenganten. Gimana? Sudah baca paragraf pertama postingan ini? Yups, bener banget. Saya sedang bermaksud mengikuti blog-contest dari beauty blog paling hip saat ini, @looxperiments. Bagi yang penasaran, bisa langsung cek di websitenya www.looxperiments.com . 
Di dalamnya ada bermacam-macam review make-up, tips make-up, tips fashion, hasil kompetisi make-up, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kecantikan. Perempuan banci make-up macam saya tentu saja sangat senang bisa nemu blog semacam ini. Ditambah lagi, setiap dua minggu, Looxperiments selalu mengadakan make-up challenge. Mereka menantang setiap orang -iya, benar, setiap orang, nggak peduli gender, pokoknya suka make up- untuk bermain merias diri dengan tema tertentu yang berbeda-beda setiap edisi. (setiap edisi, kayak sinetron ajah. Hihi). Pokoknya seru deh, sesuai dengan tag mereka, Mari Bermain dengan Make-up.

Tapi, untuk bulan ini, tantangan mereka agak berbeda. Tapi tetap tidak jauh-jauh dari beauty. Mereka menantang setiap orang untuk menulis sesuatu yang bertemakan Beauty of Friendship. Meski bukan tema make-up, tapi tantangan ini menarik juga lho, untuk diikuti. Terimakasih Looxperiments, saya jadi membuka-buka foto lama dengan shabat yang akan saya ceritakan di sini. :).

Bicara soal beauty dan persahabatan, saya langsung teringat dengan salah dua sahabat saya. Mereka teman satu kelas sejak masuk kuliah. Sekarang kami masing-masing sudah bisa disebut menjadi -orang-. Vivi, lulusan tercepat dan mendapat predikat cumlaude. Dia berhasil mendapat beasiswa S2 dari Dikti. Sekarang sedang mengambil gelar master sambil nyambi bekerja. Dua atau tiga tahun lagi barangkali dia sudah berhak memegang title Bu Dosen. Eka, yang ternyata di tahun kedua kuliah dia diterima di STAN dan sekarang sedang berkutat dengan tugas akhir, wisuda dan penempatannya. Tidak lama lagi, pasti dia sudah mengantongi Blackberry edisi terbaru, atau iPad seri terakhir, atau melingkarkan cincin kawin di jari manisnya. Saya, yeah, meskipun judunya kuliah sambil bekerja, kini saya masih berkutat di skripsi S1, pun masih galau menyoal asmara. Menyedihkan? Mungkin. Tapi saya sangat bersyukur dengan apa yang saya miliki sekarang. Karena saya -boleh jadi- bisa lah, disebut sebagai blogger yang suka jalan-jalan.
Re : -jalan-jalan di pikiran kamu- Hehe. :)

Kalau ngobrolin tentang -sudah jadi apa kami sekarang- saya jadi teringat masa-masa di saat kami masih menjadi sekelompok wanita yang suka ngeluyur dari jam kuliah dan makan pizza mie. Itu loh, indomie yang disajikan dengan omelet telur dadar. Atau menggosip tentang daftar pria kece no #1 di kelas kami. FYI, wanita merupakan makhluk langka di kampus kami. Saking banyaknya makhluk bergen Y di sana, sehingga kami mudah sekali menyusun daftar cowok paling hip se-antero kampus. Tapi ujung-ujungnya pasti kembali ke daftar kelas sendiri. Makan kisah temen sendiri, berbisik tentang mas X,Y,Z yang tiba-tiba tertidur di kelas sambil memuntahkan ilernya. Salah satu dari kami, Vivi bahkan berhasil mendekati salah satu pria di kelas. Tapi entah karena sebab yang tidak diinginkan, pendekatan itu bubar jalan.

Pernah suatu ketika kepanitiaan membutuhkan uluran tenaga kami untuk menjadi pemandu ospek. Kami bela-bela tidak liburan pertengahan tahun, demi cari muka dan caper terselubung dengan brondong menjadi mahasiswa yang berguna dan berdedikasi bagi lembaga kepanitiaan.  Karena lokasinya paling dekat kampus, kost saya selalu menjadi basecamp pujaan kami, bahkan hingga sekarang. Di dalamnya kami menonton film Korea sampai pagi, menyeruput kopi, bermasker atau ngemil melebarkan badan saya. Pernah pula kami mencuci rok hitam yang setadi siangnya baru dipakai berkubang rumput basah di lapangan, tapi harus dipakai keesokan harinya untuk memandu ospek lagi. Hai, Vi, ingat ketika kita memutar-mutar rok seperti Bruce Lee memainkan rantai andalannya, di jemuran supaya airnya cepat tiris? Hihi :)

Tugas kuliah merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Kami pernah bareng-bareng menggotong PC dan seperangkat monitor tabung milik saya ke salah satu kost teman untuk membuat tugas jaringan. Atau pernah juga copy-paste tugas pemrograman dari teman yang mahir bahasa Java, herannya kami tetap saja dapet B. Nilai yang bisa dibilang nilai sial. Hihi. Jangan tanya berapa kali pintu kostan saya digedor malam-malam untuk misi mengerjakan tugas berjamaah yang deadlinenya besok harinya. Sekali dua, kerap juga basecamp mengerjakan tugas gantian dengan kost Nisa, kos Eka, kos Siti, dan teman-teman lain yang sudi kostan dan cemilannya kami jajah. Yang penting kami bersama-sama. :)

Banyak kisah menyelimuti kebersamaan kami dulu. Soal asmara yang pahit manis, kabur dari jam kuliah (jebul kaburnya buat makan atau shoping) --> tolong jangan ditiru ya, Jenganten. Berkuliner kemana-mana, mencoba eyeshadow atau blushon baru sambil nggosip rekan sebelah.

Sekarang kebersamaan sekitar ngabur di kampus itu sudah jadi kenangan di benak saya. Ada saat di mana saya pengen banget mengulang saat membeli siomay, nasi telor, indomie, atau mengicip manisnya pizza mie sepiring bertiga. Pun juga ketika merangkai cerita asal-asalan. Seperti saat kami pernah menginap di rumah Vivi, kami malah merangkai kisah wagu tentang salah satu orang di kelas kami. Jadinya cerita utuh tapi aneh. Seru. Alhasil kami ngakak tanpa henti sampai pagi.

Kurang dari dua bulan lalu, kami bertiga sepakat melakukan reuni kecil-kecilan di kota tempat kami kuliah, Yogyakarta. Eka bahkan bela-bela datang jauh dari kampusnya di Jakarta untuk berkunjung dan napak tilas di Jogja. Katanya sih mau mencari kebaya untuk wisudanya, jadii, mari kita rock seantero Jogja mencari kebaya. Hehehe.

Pada hari itu, kami berempat (ada satu orang lagi yaitu adiknya Eka), kami mbubur ayam di warung langganan ketika kuliah dulu. Beralih menuju jalan Solo untuk mencari kain kebaya. Lanjut ke Bringharjo dan Petra untuk membeli aksesori. Lebih tepatnya, kami menjajah seluruh pasar Beringharjo untuk menyentuh semua barang yang ada demi mendapat barang idaman : kebaya. Aktifitas macam begini sudah biasa bagi kami, hanya berbeda dalam barang yang kami beli. Dahulu kami mengubek-ubek toko buku untuk mencari buku tentang Algoritma, sekarang kebaya untuk wisuda. Hehe. Sesuai yang saya pernah tulis di blog andhikalady.blogspot.com sekitar dua bulan lalu, bunyinya begini :

Awalnya kami bertiga ketemuan di depan KPLT UNY - Ngomongin cowo - makan bubur di depan Cheers - Nggosipin cowo - Nyari kain di jalan Solo - Dapet gosip si X ternyata nyepik si Y - Nyari kebaya di Beringharjo - Nyeletuk "kapan aku pake kebaya manten kaya begituan ya?" - Lihat aksesoris di Petra - "Eh, ini mahkotanya bagus loh, buat di pelaminan. Eh" - Maem siang bakso siomay mie ayam di Pakuningratan - Ngomongin "kemarin aku abis ketemu si Y loh" - Shopping di Sakola - "Whatt? Si itu mau bubaran? Sih!" - Main narsis di kost ku - "Aku nikah satu tahun lagi, kalau kamu?" - Foto-foto - Tobat.



Hari yang menyenangkan. Apalagi sekarang kami kian susah untuk bertemu. Meski di Jogja, Vivi sekarang sibuk dengan kuliahnya, Eka dengan pekerjaannya, saya (tentu saja) dengan jalan-jalan saya. Hehehe.

Kiri ke kanan, Eka, saya, Vivi


Hemm, sebetulnya ada banyak foto-foto menggila kami. Sayanganya hanya diijinkan untuk upload lima biji. Padahal masih banyak foto reuni, termasuk foto aib. Jika mau melihatnya, tinggal hubungi saya dengan catatan : Wani Piro. Hihihi.
Sekian tahun, ternyata kami nggak berubah juga ya? Hehe. A lil bit of friendship can make a bigger applause, tons of laughter and much much love.

xoxo, untuk Vivi, Eka, dan semua pembaca yang berbaik hati membaca tulisan ini. :)

@andhikalady 

Note :
Jebul : ternyata
Wagu : aneh

2 comments: