Saturday, September 26, 2020

, , , , ,

Pengalaman Melahirkan Normal di RSKIA Sadewa - Yogyakarta

Meski hampir setahun berlalu, pengalaman melahirkan anak pertama saya masih teringat jelas di ingatan. Jangankan setahun, coba kamu tanya ibumu yang sudah melahirkan kamu puluhan tahun yang lalu, pasti juga masih ingat jelas proses melahirkan kamu. Kenapa bakalan terus ingat? Karena....

Giving birth is life changing itself

Di sini saya mau bercerita tentang proses kelahiran Linambar, putra pertama saya. 

Sedikit kilas balik, sebelumnya saya & suami melakukan program hamil di dr. Enny yang sudah saya tulis di sini. Begitu pula saya sempat menulis rencana dan persiapan persalinan. Di tulisan itu dijelaskan bahwa sebelum melahirkan, saya telah menyiapkan beberapa perencanaan sematang yang kami bisa supaya prosesnya lebih lancar dan mendekati harapan.


30 September 2019. Pertama kali merasakan gelombang cinta

Hari Senin pagi saya terbangun dengan sedikit mulas di perut bagian atas. Rasanya seperti mau mens tetapi lebih mild. Saya masih bisa menahan dan beraktifitas seperti biasa. Bahkan paginya saya sempat masak opor ayam buat suami. Berbekal info dari akun dan website edukatif seperti Bidankita, saya menunda dulu ke rumah sakit sebelum nyeri kontraksinya berlangsung lima menit sekali.

Oh iya, buatmu yang menyiapkan persalinan, penting sekali untuk belajar apa itu proses persalinan. Apa itu bukaan 1, bukaan 7, ketuban pecah, ketuban hijau, menghitung minggu kehamilan, istilah neonatus, dll. Jangan sampai di hari kamu melahirkan malah bingung sendiri karena nggak tahu apa-apa.

Menjelang siang, nyeri itu bukan makin berkurang tetapi makin bertambah. Kemudian saya menginstal aplikasi penghitung kontraksi dan mencatat setiap kontraksi yang timbul. Aplikasi ini pintar sekali, setiap kali kontraksi menjadi 5 menit sekali, ia segera mengeluarkan notifikasi untuk segera ke rumah sakit.



Nyeri itu tak kunjung hilang sepanjang hari, sampai malam. Namun saya masih bisa menahannya. Selain faktor interval kontraksi yang masih jarang, ditambah saya masih bisa menoleransi rasa sakitnya, diputuskan kami menunda ke rumah sakit terlebih dulu. Untuk jaga-jaga, kami sudah mempersiapkan koper persalinan dari jauh-jauh hari. Niatnya kalau sudah tak tertahankan, kami segera buru-buru ke rumah sakit.


1 Oktober 2019. Ke rumah sakit saat dini hari. Masih bukaan 1.


Tepat pukul 03.00 dini hari, rasa sakit kontraksi semakin tak tertahankan ditambah keluarnya flek darah. Akhirnya kami bersiap menuju rumah sakit pilihan kami, yaitu RSKIA Sadewa di Babarsari. Sebelumnya saya makan dulu (meski nggak doyan tapi dipaksakan supaya punya tenaga), dan dandan seadanya. 

Saat itu kontraksi sudah mulai sakit dan bikin ngos-ngosan lantaran disambi bernafas untuk mengurangi rasa sakit. Saya belajar teknik nafas itu dari senam hamil & Youtube. It's works! Setidaknya meskipun sambil menahan rasa sakitnya kontraksi, janin saya di dalam tidak akan kekurangan oksigen.

Sampai di RSKIA Sadewa, saya masuk IGD dan langsung dipersilakan berbaring untuk VT (vaginal toucher), atau periksa dalam untuk mengecek bukaan. Waktu itu saya ditangani oleh dokter pria, waduh rasanya campur aduk antara nggak nyaman, malu, sakit, risi, dan juga menahan rasa sakit kontraksi yang nggak kunjung usai (ya iyalah).

"Bu, ini baru bukaan satu. Agaknya masih lama. Sebaiknya Ibu pulang dulu saja. Nanti ke IGD lagi jam 7 pagi ya"

Whad?? Sudah kesakitan sehari semalam begini kok masih bukaan satu katanya? Kirain udah bukaan 6 atau 7 soalnya perasaan sudah sakit sekali.

Petugas IGD juga menjelaskan bahwa agar BPJS bisa berlaku, minimal saya harus sudah bukaan 2 untuk bisa mendapat kamar.

Akhirnya kami pulang dulu. Saya mencoba tidur sebisanya (tetapi nggak bisa). Dan menunggu pagi untuk ke RS lagi. Untungnya jarak rumah kami ke RS hanya 10 menit perjalanan.


1 Oktober 2020. Pukul 7 pagi. Rawat inap


Kami ke rumah sakit lagi untuk yang kedua kalinya. VT ulang, saya dinyatakan sudah bukaan 2. Alhamdulillah. Nahan sakit 4 jam nambah juga ini bukaan, meski baru bukaan 2. Kemudian saya diarahkan untuk rawat inap. Nah, kebetulan kamar ranap kelas I kosong, sehingga saya sementara mendapat ruangan kelas III yang seruangan berisi banyak pasien itu. Karena keluarga besar juga belum datang, saya sih nyaman-nyaman saja. Sambil menikmati kontraksi, saya mainan Gymball yang dibawa teman sekaligus fotografer persalinan, Amel

Tak lupa makan seadanya yang penting masuk. Ditunggu lama sampai sore, kontraksi masih adem ayem saja kelihatannya. Duh, si bayi belum ngajak keluar juga, padahal Mama udah ngerasa sakit biyanget.


1 Oktober 2020. Pukul 23.00. Masuk ruang tindakan

Betul juga kata orang, melahirkan itu butuh kesabaran Guys! Karena nggak semua wanita bejo merasakan sakit dalam hitungan jam lalu si bayi lahir. Ada juga yang kebagian rezeki harus menahan sakit berhari-hari sampai lemes dan bosan. Contohnya saya.

Kapan sih ini bayinya lahir?
Udah bosan!
Nggak doyan makan tapi dicekoki makan.
Bisa nggak sih keluar dari situasi ini?
Aku pengen HPan nyekrol sosmed tapi nggak bisa.

Awalnya sakit-sakit lucu seperti mens hari pertama, posisi sakit juga hanya di bagian perut atas. Kemudian sakitnya bergelombang menuju keseluruhan perut. Sakitnya itu berjeda, selama 30 detik sakit kontraksi, kemudian istirahat 5-7 menit. Lalu sakit lagi, lalu istirahat lagi. Begitu seterusnya sampai bayi lahir. Semakin lama dan semakin lebar bukaan, semakin kuat dan sensasi nyeri kontraksinya. Saya cuma bisa nafas dan zikir.

Untungnya saya punya tim support. Ada suami, orang tua, mertua, dan adik-adik pada datang. Tangan mereka bergantian saya remas sekuat tenaga. Ibu saya sampai kasian melihat saya kesakitan. Huhuhu.

Kalau ditotal sudah hampir dua hari saya merasakan kontraksi yang nggak masuk akal sakitnya. Akhirnya atas saran dokter, saya diberi infus augmentasi (induksi) untuk mempercepat bukaan dan langsung dibawa ke ruang tindakan. Benar juga, begitu obat induksi bereaksi, kontraksi saya semakin menjadi, semakin kuat, dan dorongan untuk mengejan semakin menggelora. Tapi oleh bidan, saya dilarang keras untuk mengejan sebelum bukaan lengkap. Bayangin sendiri deh, saat tubuhmu sudah mengejan dengan sendirinya, eh kita malah dilarang untuk mengejan. 


2 Oktober 2020. Bayiku lahir!


'Gelombang cinta' yang sudah 40 jam saya rasakan akan berakhir juga. Saya dinyatakan sudah bukaan lengkap dan sudah boleh mengejan. Berbekal ilmu dari kelas senam hamil yang sudah diadakan di RSKIA Sadewa pula, saya berhasil mengejan sebanyak 3x dan langsung keluar. Leganyaa!

Bayi saya nangis kencang, dan langsung tenang begitu inisiasi menyusui dini (IMD).

Sambil IMD, dokter Obgyn saya, dr. Ariesta membantu mengeluarkan plasenta sekaligus menjahit sisa episiotomi. Meski awalnya saya nggak pengen diepisiotomi, tetapi pada akhirnya tetap dibantu gunting oleh dokter mengingat bagian vagina saya kurang elastis. Takutnya bisa terjadi robekan yang lebih fatal.



Setelah IMD, bayi saya diangkut dan dibersihkan untuk diobservasi lanjutan. Sementara saya dipersilakan ke kamar dengan kursi roda. Meski sebetulnya disuruh istirahat, saya malah asyik ngobrol dengan keluarga dan teman-teman pasalnya oksitosin sedang banyak-banyaknya dan perasaan LEGA setelah berhasil melahirkan nggak ada yang bisa mengalahkan.

Setahun berlalu, anakku sekarang sudah besar dan sedang belajar rambatan (dan kotor-kotoran).



Nak lanang, nak lanang. Nak lanangku, Linam.


@andhikalady
Continue reading Pengalaman Melahirkan Normal di RSKIA Sadewa - Yogyakarta

Sunday, September 20, 2020

, , ,

Makanan Solid Pertama untuk Anak umur Satu Tahun

Persoalan gizi anak, buat saya bukanlah hal yang main-main dan bisa dilakukan sembarangan. Apalagi di saat fase emas pertumbuhan anak, yaitu di 1000 hari pertama kehidupan. Kalau dikalkulasikan hitungan tahun yaitu semenjak janin di dalam kandungan hingga bayi berusia 2 tahun. Sekitar 70% pertumbuhan organ terjadi pada masa golden ini. Sisanya bertahap hingga anak berusia 18 tahun. 

Karena sebagian besar pertumbuhan 'diborong' saat bayi hingga toddler, maka dari itulah pemberian gizi optimal sangatlah super duper-duper penting. Salah sedikit, bisa gagal tumbuh hingga stunting. Saya nggak mau anak saya lambat tumbuh apalagi lamban belajar. Untungnya sekarang lebih banyak ibu-ibu yang lebih aware terhadap gizi anak dibanding ibu-ibu generasi terdahulu.

Masih ingatkah dulu di zaman ibu-ibu kita yang bilang "anak jangan dikasih santan, nanti diare"; "bayi 3 bulan dikasih makan saja pakai pisang diulek biar kenyang"; dan "jangan dikasih minyak mentah atuh"? Padahal bayi 3 bulan diwajibkan hanya minum ASI saja. Kemudian santan dan minyak justru memiliki kandungan lemak yang baik untuk nutrisi otak dan menambah berat bayi. 

Umur satu tahun adalah saat ideal untuk masa transisi makanan bayi menuju makanan dewasa. Pasalnya gigi sudah mulai tumbuh dan selera bayi semakin beragam. Anak saya contohnya, dia sudah mulai bosan dengan aneka bubur-buburan. Alhasil saya kerapkali memasakkan makanan yang mirip dengan makanan orang dewasa dengan sedikit modifikasi. Apa saja contohnya? Yuk mari disimak.

Cake tinggi kalori




Saat BB anak stuck, maka makanan yang direkomendasikan adalah yang memiliki kalori tinggi. Semisal telur, santan dan aneka produk susu. Cake sederhana tinggi kalori ini saya buat dari bahan roti tawar, telur, keju, susu, mentega dan santan. Mix it up, kemudian dikukus. Jadi deh.


Pudding



Adakalanya bayi bosan makan buah-buahan segar. Solusi terbaiknya ya diolah saja jadi pudding. Bahannya mudah sekali, pakai agar plain, buah, santan, telur dan susu. Wow, kalorinya combo! Niscaya bayi jadi mudah makan dan makin suka buah-buahan. 


Nasi/jagung santan



Nasi santan ini juga tinggi kalori lho, untuk menambah BB anak lumayan ampuh. Cita rasanya mirip dengan nasi uduk atau nasi kuning yang biasa kita makan. Cuma, kalau untuk bayi teksturnya dibuat lebih lembik. Caranya mudah banget, tinggal rebus beras dengan air sampai setengah matang, lalu tambahkan santan dan bumbu sederhana (bawang putih, bawang merah, daun salam dan garam). Tunggu sampai matang dan sajikan bersama lauk pauk.


Mie Instan



Hah, mie instant untuk makanan bayi? Apa nggak salah, kan banyak micinnya, kan nggak sehat, bla bla bla. Nah, untuk kegalauan ini, saya udah nggak khawatir lagi nih, soalnya sudah ada mie instant sehat Lemonilo yang bebas micin aman untuk konsumsi keluarga Indonesia. Jadi sah-sah aja buat memberikan Lemonilo kepada anak-anak. Mau buktinya? Ini Rafathar aja enjoy makan mie Lemonilo.


Hihi, lucu banget kan aktifitasnya. Kalau kamu perhatikan, semua properti keluarga Rans itu pake foto/gambar yang sama bahkan kertas kadonya juga. Seru kali ya punya keluarga kompak seperti ini. Apalagi makanannya juga yang sehat seperti Lemonilo. Mahal sedikit, manfaat lebih banyak.

Nah, untukmu yang mau mencari info lebih banyak tentang hidup sehat ala Lemonilo, kamu bisa kunjungi channel Youtubenya di sini.

@andhikalady
Continue reading Makanan Solid Pertama untuk Anak umur Satu Tahun

Sunday, September 13, 2020

, , , ,

Pengalaman Menghadapi GTM Anak & Resep MPASI Andalan

Agaknya setiap Ibu pernah mengalami menghadapi fase GTM (Gerakan Tutup Mulut) pada bayinya. Kabarnya perilaku ini mulai terlihat saat si anak mulai memasuki usia 9 bulan saat dia sudah mengerti makanan yang disukai dan yang tidak. Berbeda dengan saat usia 6-7 bulan, bayi cenderung pasrah dan menerima apa saja yang kita berikan, bukan begitu Bun? 

Lalu hempasan gelombang GTM mulai beraksi. Ibu kerapkali dibikin kalang kabut.

Bayi 9 bulan cenderung sudah punya consent terhadap apa saja yang dia makan. Atau dalam istilah lain, sudah mulai menjadi picky eater. Adakalanya suka banget sama makanan ini, tapi sama sekali nggak mau makan yang itu. Berbagai jurus 'menolak' makanan juga secara ajaib sudah bermunculan. Entah itu dilepeh, disembur, menangkis, geleng-geleng, dan memalingkan muka. Padahal kita juga nggak ngajarin ya nggak?

Linam juga termasuk yang mengalami fase GTM, terutama saat giginya mulai tumbuh. Alhasil tekstur makanannya naik turun menyesuaikan selera dia. Lambat laun, saya dan Linam kelak menemukan menu andalan yang susah ia tolak. Baik saat GTM maupun tidak. Sampai sekarang, menu ini menjadi hidangan SOS kala Linam tidak mau makan.

1. Tim Telur Kentang

Ini gampang banget bikinnya. Kamu cukup siapkan telur 1 butir, kentang 1 butir, penyedap rasa alami (bawang putih), daun bawang, sedikit minyak dan air. Taraaa, jadilah tim telur nikmat kesukaan Linam. Untuk resepnya begini: 




2. Bihun Telur

Alternatif GTM lain, terutama saat Linam nggak doyan makan nasi adalah dibuatkan bihun. Bihunnya dihancurkan dulu sebelum dimasak supaya anak nggak kesulitan mengunyahnya. Ini Linam suka banget lho, malahan sering minta nambah. Supaya lebih MPASI friendly, saya masaknya ditambahkan air yang lumayan banyak supaya Linam nggak keselak.






Itulah dua resep mudah yang kerapkali saya terapkan saat Linam sedang GTM. Bahan-bahannya juga mudah dicari di sekitar kita. Prinsip saya, MPASI itu sebaiknya memang disesuaikan dengan kebiasaan makan keluarga, dengan aneka bahan makanan bergizi yang mudah & murah didapat di sekitar. Sesekali boleh lah kita berikan makanan rekreatif, asalkan pembiasaan makanan bergizi tetap dimulai dari kecil.

Selamat mencoba,

#menjadiibuterasalebihmudah

@andhikalady




 

Continue reading Pengalaman Menghadapi GTM Anak & Resep MPASI Andalan

Wednesday, September 2, 2020

, , , , , ,

Tips Makeup Glowing ala MUA untuk Mature Skin / Ibu Pengantin

Mungkin ada yang bertanya-tanya, bagaimana sih caranya memoles wajah usia senior yang apik dan terlihat lebih muda dan fresh? Makeup apa yang digunakan, teknik apa yang diaplikasikan, termasuk bagaimana menata hijab/hairdo yang cocok supaya beliau si ibu pengantin tetap terlihat manglingi dan bercahaya saat di pelaminan. Tak kalah dari putri/menantunya pokoknya.

Tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri sebagai yang punya gawe -- mengingat banyak yang justru pemangku utama di acara pengantin adalah orang tua mempelai -- untuk tampil cantik di hadapan teman lama, rekan kerja, maupun komunitas yang datang kondangan. Ingat, tak hanya manten saja yang ingin mencuri perhatian, sang Ibu dan Ibu Besan juga ingin tampil keren juga dong, meski usia tak lagi muda.

Itulah saat di mana skill MUA teruji. Merias kulit usia muda umumnya bukan masalah, tekstur kulit masih bagus dan lembap. Tetapi jika dihadapkan pada kulit teman kita yang sudah senior, di mana kelembapan kulit sudah mulai berkurang, maka diperlukan trik khusus supaya makeup tetap terlihat segar tanpa terkesan berlebihan.


Ilustrasi. Makeup by @jenganten


This is what Jenganten do to create fresh look for mature skin:

Awali dengan skincare yang super melembapkan.

Sebagian besar tentang makeup mature skin 80% nya adalah complexion dan complexion. Aku akan happy banget kalau bisa membuat kulit dewasa terlihat mentul-mentul lembap dan terkesan lebih kencang dari aslinya. Menurut saya, sebagus apapun dekoratif makeup-nya, kalau complexion nggak oke, ya bakal kurang juga kelihatannya.

Nah, perkara complexion ini, kulit dewasa memang cenderung lebih tricky. Pasalnya kondisi kulit umumnya sudah mulai kehilangan kelembapan alaminya. Kalau langsung dipaksa dipakaikan bedak/foundation, yang terjadi adalah makeup mudah crack, nggak awet, dan luntur di sana-sini. Solusinya apa? Ya kita prep dulu kulitnya supaya lebih lembap dan siap menerima produk makeup. Ibarat tanah, kita siram dulu pakai air baru bisa ditanami.


Oleh karena itu saya melakukan prep wajah dengan layer-layer produk yang melembapkan. Misal serum, spray, dan pelembap yang mampu mengunci kadar air di kulit. Pertama-tama, saya semprotkan face mist, tunggu sampai kering. Kemudian lapisi dengan serum yang melembapkan. Dilanjut dengan moisturizer, baru dilapis dengan primer. 

Dengan skincare berlapis-lapis ini, insyaAllah makeup juga akan lebih mudah menempel dan lebih awet.


Hindari primer matte

Ilustrasi Kim Hee Ae. Makeup bukan oleh Jenganten



Primer matte hanya untuk kulit muda yang cenderung berminyak. Untuk kulit dewasa sebaiknya pilih primer yang menghaluskan dan bukan silicon based. Look yang kian digemari akhir-akhir ini adalah tampilan wajah glow sehat ala Kim Hee Ae. Meski kita semua tahu skincare dia bernilai puluhan juta, namun setidaknya look glowing beliau masih bisa sedikit diimitasi dengan pemakaian produk makeup yang memadai.


Tidak perlu konturing berlebihan, atau akan membuat terlihat semakin tua

Maia



Kebanyakan kesalahan dalam makeup dewasa adalah terlalu banyak kontur dan blusher. Please, this is soo 90ish. Sekarang zaman Maia Estianty, bukan makeup jaman old. Keep it simple, right? Dan percaya atau enggak, penambahan blushon berlebih justru membuat wajah makin terlihat fake. Sebaiknya terapkan bronzer atau blush dengan warna lebih kalem.

Setelah itu, berikan highliter di tempat yang seharusnya terlihat glowing. Misal: ujung hidung, dagu, dan pipi. Tips: minta client untuk tersenyum maksimal, lalu bubuhkan hiliter tepat di puncak pipi. Ini akan membuat tampilan lebih fresh dan terkesan awet muda.

Itulah beberapa tips makeup mature skin yang selama ini saya praktikkan dan berhasil sebagaimana wajarnya. Ini tidak hanya buat MUA saja, kalau kamu ingin terlihat lebih muda dari usia sebetulnya juga bisa praktikkan tips ini. Semoga berhasil.

@andhikalady
Salam,
@jenganten MUA



Continue reading Tips Makeup Glowing ala MUA untuk Mature Skin / Ibu Pengantin