Friday, December 31, 2021

Supaya Saat Anak Tantrum, Mama TIDAK Ikut Emosi




Pernah suatu masa, aku membuat jadwal acara harian dengan satuan jam -- seperti yang dilakukan orang normal.

Jam 5 bangun,

Jam 7 siap-siap ke kantor,

Jam 9 meeting,

Dst.

Namun kini situasi berbeda. Meskipun di atas kertas (atau di gadget kalo sekarang), aku mengatur jadwal dengan satuan jam, pada kenyataannya sulit sekali menepati jadwalku. Penyebabnya adalah aku punya toddler yang punya jadwal mood dan bermain tidak menentu. Sudah dicoba untuk mendisiplinkan dia dengan mengatur jadwal hariannya, tetapi masih belum berhasil.

Any ABC tips to discipline THE toddler here will be fully apreciated.

Dulu, untuk menjadi fokus dan mengalokasikan waktu satu jam penuh untuk bekerja -- menulis artikel misalnya, tidaklah sulit. Sekarang astaga, kok sulit sekali.

Pasalnya, setiap aku sudah fokus in track dengan suatu pekerjaan, tahu-tahu terdengar suara "Mamaa, mamaa, mamaaa" yang tidak mudah diabaikan. Kalaupun aku cuek, nadanya memanggil semakin meninggi mengungguli keviralan Mas Aris Layangan Putus.

Setiap itu terjadi, fokusku otomatis langsung buyar. Apa pun yang aku kerjakan mendadak hilang arah. Bingung mau apa. Interupsi yang kuakui kurang menyenangkan kerap terjadi, dan, otomatis membuatku meninggalkan segala rupa kegiatan yang sedang aku lakukan.

Lalu kemudian momen revelation itu muncul. 

Beberapa hari lalu, aku sekilas membaca story IGnya Mbak Uma Hapsari (CEO sepatu Amazara) yang membahas tentang cara organizing mengatur waktu dan emosi dalam rumah. Di story itu (yang malah kelupaan nggak aku capture), Uma membahas pentingnya untuk memberi boundaries dan jangan mengambil posisi untuk bertanggungjawab terhadap mood orang lain. Termasuk MOOD ANAK.

Kalau anak kita tantrum, sebisa mungkin jangan ikutan badmood atau menyerap energi negatif anak saat ia sedang tantrum. Jangan mau emosi kita dikendalikan oleh anak. Kurang lebih begitu.

Ini aku refleksikan ke diri sendiri.

Ternyata selama ini aku terlalu menyerap banyak energi negatif dari sekitar. Anak tantrum, aku ikutan stress. Anak rewel aku pusing. Termasuk juga kalau suami BT, aku ikutan BT. Sialnya kadang aku mengambil keputusan penting bukan karena logika dan pikiran jernih, tapi karena terlalu mempertimbangkan mood dan perasaan orang di sekelilingku.

Ilustrasinya begini, misal di tengah aku sedang bekerja dengan serius dan melibatkan orang lain (misal lagi zoom class), tahu-tahu suami minta bantuan. Aku yang ga enak sama dia dan nggak mau mood suami jadi jelek (padahal bisa aja aku tolak), akhirnya menjeda zoom dan menuruti apa mau suami dulu.

This is bad,,

Padahal suami B aja kalau ditolak. Dia juga orang dewasa yang pasti mengerti jika ada pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan. Namun karena aku terlalu memikirkan mood orang lain dan secara sadar mengambil tanggungjawab atas mood orang lain, aku banyak melakukan hal-hal konyol yang tidak produktif.

Yang seharusnya aku bisa berpikir jernih tanpa interferensi pengaruh negatif dari luar, tetapi malah sebaliknya. Aku muncul bukan sebagai istri yang solutif, tetapi sebagai istri subsider yang mengekor apa kemauan suami.

Yes, kadang patriakis bukan masalah pengaruh laki-laki yang seenak udel, tapi naluri dan insting perempuan juga bisa menumbuhsuburkannya.

So, aku mengambil sikap. Ini aku komunikasikan sama suami. 

Aku mencoba menggunakan semacam tombol on/off di dalam kepala, yang berfungsi memfilter energi apa saja yang masuk. Ini aku terapkan ke segala macam emosi dari luar. Kalau ada emosi negatif, misal anak tantrum, gelombangnya tidak aku masukkan ke pusat emosiku di otak. Anak tantrum, cukup kita penuhi kebutuhannya apa. Apakah dia minta ditemai, apakah dia minta sesuatu, kasihkan saja. Tapi jangan sampai aku ikutan stress dibuatnya.

Hal itu juga aku terapkan ke semua orang. Aku mencoba tidak mengizinkan siapa pun mengatur emosi dan mood-ku. I want to own my whole body and mind. Sehingga diharapkan, aku bisa selalu berpikir jernih dan mengambil keputusan dengan cara yang sehat dan semestinya.


@andhikalady

Continue reading Supaya Saat Anak Tantrum, Mama TIDAK Ikut Emosi

Tuesday, December 21, 2021

,

Kalau Ada 6 Tanda Ini, Kosmetik Kamu Aman Dipakai

Kini, semakin banyak variasi kosmetik baru bermunculan. Dari yang merek lama seperti Wardah, atau yang indie misalnya Looke, mereka berlomba-lomba mengeluarkan produk andalan dengan ingredients kekinian. Retinol, alpha arbutin, bakuchiol, niacinamide, sebutlah satu per satu. 

Animo masyarakat juga menyambut baik dengan adanya brand-brand ini. Nyatanya, 8 dari 10 teman-temanku makin rajin pakai skincare setelah melihat iklan kosmetik di internet. Pernah juga lho, aku dikasih tau sama seorang kawan, tentang sebuah merk skincare yang berhasil menghilangkan noda hitam di wajahnya. Kebetulan aku belum pernah dengar merek yang dimaksud. Kupikir tadinya merek Korea, ternyata pabriknya di Cibinong. Haha. 

Ini adalah hal baik, karena jika banyak warga belanja kosmetik, artinya negara sedang baik-baik saja. Ibarat kata, kalau beli makeup skincare aja mampu, berati kebutuhan primer seperti beras pasti stok aman kan?

Nah, saking banyaknya deretan brand-brand skincare, lalu timbul pertanyaan, kosmetik-kosmetik tersebut aman nggak ya? Jaminan mutu nggak ya? Apakah bisa memberikan hasil seperti klaimnya?



Di sinilah fungsi beauty blogger atau edukator kosmetik yang mengambil posisi netral. Kadang kita terhanyut dengan klaim iklan kosmetik, atau bahkan review dan testimoni yang tidak selalu akurat.

Aku akan menjelaskan beberapa acuan untuk mengetahui bahwa kosmetik yang kamu beli itu AMAN.

Kosmetik di sini termasuk skincare, makeup, toilettries, dan berbagai barang yang dioleskan ke kulit kita. Mengingat kita memakainya setiap hari, maka penting untuk tahu cara membaca label dan ciri-ciri kosmetik yang aman.


1. Ada nomor BPOM (atau lisensi dari negara asal)

Ini penting banget, soalnya nomor BPOM adalah semacam jaminan dari negara bahwa kosmetik tersebut bebas dari bahan berbahaya dan aman dipakai di kulit sesuai standar keamanan di negara penerbit. BPOM terdiri dari organisasi ilmuwan dan peneliti yang mengatur kebijakan dan mengawasi produk makanan dan obat termasuk di dalamnya, kosmetik. Kebijakan ini berasal dari keilmuan mereka yang memang memahami bagaimana cara skincare bekerja. Misalnya, tau zat hidroquinon kan? Itu, yang sering dipakai di kosmetik pemutih. Di BPOM sendiri, mereka membuat aturan ada kandungan maksimal hidroquinon yang boleh disertakan dalam produk kosmetik bebas.


2. Ada nama merek

Ini sudah pasti ya. Mana ada kosmetik tanpa ada mereknya ya kan? Misal nama kosmetiknya Lady Skin, maka harus ada tulisan gede "Lady Skin" di label kosmetiknya. 

So, kalau kamu nemu kosmetik yang tulisannya cuma krim pagi, krim malam, facial wash, itu artinya apaa??


3. Ada keterangan komposisi lengkap

Setelah membaca nama produk, pastikan ada kandungan ingredients-nya dengan lengkap. Ini adalah keterangan yang memuat dari apa saja bahan-bahan penyusun kosmetik yang kamu beli. Dengan adanya daftar komposisi yang lengkap, kamu bisa mendapatkan jaminan bahwa tidak ada kandungan kosmetik yang berbahaya. 

Umumnya, komposisi paling dominan hingga paling sedikit ditulis berurutan dari paling depan.

Nah di sini kamu musti jeli, apabila ada kosmetik yang mengklaim mengandung, misalnya, ekstrak madu, tetapi madunya cuma ditulis di bagian belakang, artinya....

Yes.

Madunya cuma gimmick doang.


4. Ada tanggal kadaluarsa

Ini juga wajib ada di setiap kosmetik yang layak. Kosmetik itu ada masa pakainya. Apabila melampaui tanggal kadaluarsa, dikhawatirkan kosmetik akan berkurang khasiatnya, atau malah bisa jadi berbahaya di kulit. Seiring berjalannya waktu, bisa jadi ada perubahan aroma, zat, khasiat, termasuk struktur kimia. Selain manfaatnya akan berkurang, juga bisa ada oksidasi yang justru tidak diinginkan kulit.


5. Ada PAO (Period After Opening)

PAO berbeda dengan expired date. PAO menunjukkan batasan waktu setelah kemasan dibuka. Misal tertulis PAO 6 bulan, artinya kosmetik tersebut layak digunakan selama 6 bulan setelah dibuka.


6. Ada cara pemakaian

Idealnya di setiap kemasan kosmetik ada panduan pemakaian yang benar. Kan nggak lucu kalau facial wash kamu pake jadi serum. Nanti klenyit-klenyit gimana gitu.

Misal serum AHA/BHA. Harus disebutkan cara penggunaannya yaitu sebelum membersihkan wajah, dibiarkan 10 menit, dan tidak boleh dibiarkan semalaman. Bisa dibayangkan kalau memakai AHA secara serampangan, bisa-bisa kulitmu jadi over exfoliate.


7. Ada nama PT produsen/ PT importir

Untuk menjamin keamanan, nama produsen juga wajib disebut di dalam kemasan. Harus tertulis jelas, dibuat di daerah mana, oleh PT siapa. Kalau kosmetiknya impor, juga harus ada keterangan importirnya siapa, alamatnya mana. Ini adalah jaminan bahwa kosmetikmu tidak abal-abal dan dikeluarkan oleh perusahaan yang legal. Kalau tidak ada, kamu sudah tahu kenapa.


@andhikalady

Continue reading Kalau Ada 6 Tanda Ini, Kosmetik Kamu Aman Dipakai

Thursday, December 16, 2021

Scarlett Whitening Acne Series, Solusi Jerawat yang Efektif

Meskipun aku bisa dibilang sudah jarang berjerawat, tapi untuk skincare regime, sebisa mungkin tetap menerapkan anti acne supaya jerawat tidak muncul lagi. Soalnya kalau tidak ada, dijamin jerawat muncul lagi meski sedang tidak period. Salah satu bahan anti jerawat dalam skincare yang cocok di aku adalah Salicylic Acid (SA) dan Zinc. Maka dari itu, aku selalu mencari skincare dengan bahan dasar Salicylic Acid untuk acne regime. Salicylic Acid adalah bagian dari BHA (Beta Hydroxy Acid) yang juga kerap menjadi bahan ingredients penyusun skincare. Mostly, BHA yang digunakan dalam kosmetik adalah Salicylic Acid. Jadi bisa dibilang sama saja.

So, kalau ada dua skincare yang satu bahannya Salicylic Acid satunya lagi BHA, jangan dipakai bersamaan yah. Bisa jadi bahannya sama.

Sebelumnya aku udah mencoba sulfur, dan beberapa ingredients lain untuk jerawat. Namun karena suatu hal selalu ada ketidakcocokan. Entah kulit jadi kering, entah over exfoliate, dsb.

Baru deh, pas ketemu Salicylic Acid, jerawatku lebih bisa dikontrol. SA bekerja dengan cara menembus lapisan kulit lebih dalam (bahkan lebih dalam dari AHA) dan bersifat membersihkan minyak di pori-pori sehingga membuat bakal jerawat enyah. Karena inilah, penggunaan SA/BHA dinilai mampu mengontrol minyak berlebih. Soalnya sebelum minyak itu menguasai muka, udah dihempas duluan sama SA/BHA.

 


Nah, apa sih produk lokal yang memberikan paket lengkap anti acne dengan bahan utama Salicylic Acid? Jawabannya adalah Scarlett Whitening  Essence Toner dan Acne Serum.  Duo signifikan ini bisa mengontrol jerawatku hingga jarang keluar lagi. Mari bahas satu per satu.


1. Acne Essence Toner



Memakai toner setelah wajah dibersihkan wajib hukumnya. Ini termasuk dalam rangkaian basic CTMP (Clean Toning Moisturizing Protecting). Toner akan berguna membuat kulit lebih segar dan siap menerima skincare berikutnya.

Scarlett Acne Essence Toner ini mengandung bahan-bahan alami anti jerawat. Di antaranya: Zinc Sebum, Tea Tree, dan Natural Vitamin C. Anti acnenya ada (Zinc, Tea Tree), anti oksidan juga ada (Vitamin C). Paket lengkap untuk toner yang multifungsi.

Teksturnya lebih kental dibanding toner biasa. Malah aku bisa bilang ini mirip serum dengan kegunaan kompleks. Di dalamnya juga terdapat beads yang lucu warna ungu yang menambah toner ini semakin menarik dan seru digunakan.


2. Acne Serum



Ini menurutku adalah serum anti acne yang paling ampuh yang pernah aku pakai. Kandungannya terdiri dari Tea Tree, Salicylic Acid, dan Liquorice. Aku kalau pakai bahan tea tree aja, malah bikin kulit jadi kering. Nah ini kok enggak! Dugaanku karena ada bahan Salicylic Acid yang bisa bikin kulit lebih calm. Selain itu juga ada bahan Liquorice yang bisa membantu menyamarkan bekas jerawat dan meratakan warna kulit.

Serum ini aku pakai setelah toner. Jadi misal ada skin regime lain, aku khususkan untuk pagi semuanya pakai produk Scarlett Whitening. Sisanya di malam hari. Supaya lebih mantab, aku barengin dengan moisturizer Acne Scarlett Whitening yang sudah aku review di sini.

Semenjak saat itu, jerawat sudah bukan teman akrabku lagi.


@andhikalady

Continue reading Scarlett Whitening Acne Series, Solusi Jerawat yang Efektif