Friday, February 21, 2020

, , , , , , , ,

Menulis Rencana Persalinan

Halo Netizen yang budiman,

Sejak hamil Linam pada awal tahun 2019 hingga sekarang dia berumur 4,5 bulan, saya dan keluarga banyak terbantu dengan rencana-rencana jangka pendek yang kami tulis. Setiap tahapan kehamilan saya membiasakan untuk mencatat apa saja yang diperlukan untuk dilakukan, termasuk saat merencanakan kehamilan.  Begitu pun saat persalinan, saya terbantu banget-nget-nget dengan menulis rencana persalinan. Meskipun ada beberapa yang tidak terlaksana, karena manusia bisa berencana, Tuhan lah yang menentukan.

Nb: ingin lebih cepat? Silakan langsung scroll ke bawah ada link download draft dokumen rencana persalinan.

Apa itu rencana persalinan?


First thing first, semenjak tahu hamil, saya banyak mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Termasuk salah satunya belajar dari Instagram dan website Bidan Kita. Di sana kita dibeberkan fakta-fakta dan pengetahuan tentang persalinan di mana kita sebagai Ibu harus memperkaya diri dengan banyak membaca dan latihan. Persalinan adalah hal yang tidak terulang lagi, unik, sakit, dan indah secara bersamaan. Knowledge is power. Pengetahuanmu akan banyak menolong saat persalinan.

Daan, rencana persalinan adalah hal-hal/planning yang kamu inginkan terjadi saat persalinan. Mulai dari list apa saja yang dibawa di koper, hingga bagaimana penanganan medis yang kamu harapkan. Daftar tersebut kita tulis dalam dokumen word/pdf yang nantinya dibaca bersama antara kamu, pasangan, dokter/perawat, keluarga, dan pihak-pihak terkait. Lebih lengkap lagi, di dalam dokumen rencana persalinan itu terdapat fotocopy surat-surat seperti KTP, KK, dan juga kartu asuransi. Percayalah, ini sangat membantu!

Kapan mulai menulis rencana persalinan?

Tulislah di saat hamil, bukan saat sudah kontraksi seperti ini:

Bukaan 3


... karena di saat ini kamu akan lebih fokus ke rasa sakit dan sensasi melahirkan yang datang bergelombang. Mana sempat mikirin hal lain, makan saja ogah. Melahirkan adalah proses yang menantang, mengerikan, dan indah di saat yang bersamaan. Untuk itulah pritilan lain seperti belanja baju bayi, menulis rencana persalinan, menyiapkan koper dan lain-lain dapat dilakukan jauh hari sebelumnya.

Saya sendiri menulis rencana persalinan saat memasuki trimester 3. Menurut saya itu adalah waktu yang tepat karena di TM ini kita sudah membekali banyak informasi tentang dokter berikut rumah sakit yang cocok untuk melakukan persalinan.

Apa saja yang tertulis di dokumen rencana persalinan?


Pertama yang paling penting, adalah identitas dan rekam medis pribadi Ibu. Catat ini di halaman pertama dokumen persalinan. Dengan ini, petugas medis akan lebih mudah mengidentifikasi kondisi Ibu secara lebih detail dan menentukan bagaimana treatment yang seharusnya. Setelah itu, data keluarga dan pendamping persalinan misal suami, orang tua, dan nomor telepon juga perlu dicatat. Di akhir artikel ini ada dokumen yang bisa diunduh untuk membuat rencana persalinan.

Planning berikutnya adalah lokasi persalinan. Meskipun di awal sudah menentukan akan lahiran di RS X misalnya, tetap diperlukan alternatif lokasi Y, Z dan seterusnya. Kita tidak tahu saat hari persalinan rumah sakit tujuan kita akan penuh atau tidak. Komunikasikan juga dengan pendamping persalinan tentang pilihan rumah sakit/klinik yang nyaman. Ingat, aktor utama dalam persalinan adalah Ibu dan si bayi. Bukan pendamping, bukan pula orang tua dan mertua. Ibu-lah yang paling berhak menentukan bagaimana proses persalinan yang diinginkan nantinya.

Tulis dengan detail apa saja yang diperlukan. Misal saat masuk IGD, bagaimana sebaiknya perlakukan pendamping dan keluarga. Termasuk hal kecil misal membawa makanan kecil untuk camilan saat menunggu bukaan juga perlu dicatat. Hal ini sangat membantu di saat kita sebagai Ibu sudah kalut dan fokus dengan sensasi kontraksi. Kalau ingin apa-apa, pendamping/suami diminta membaca kertas rencana persalinan saja sekaligus mengeksekusinya. Beres.


Apakah rencana persalinan selalu berjalan sesuai rencana?


Pada pengalaman saya, 80% apa yang saya tulis berjalan sesuai rencana. Sisanya tidak sesuai akibat beberapa kondisi medis. Misal di rencana persalinan saya menulis tidak ingin dilakukan episiotomi, tetapi akhirnya tetap dilakukan karena peritonium saya kurang lentur. Atau yang tadinya saya tidak ingin induksi, ujungnya tetap dilakukan karena bayi tidak lahir-lahir.




Meski tidak 100% sesuai rencana, dengan menyiapkan daftar rencana persalinan terbukti membuat momen penting ini less panic. Kepanikan yang tidak perlu semacam KTP ketinggalan atau lupa tidak menyiapakan donor hidup dapat diminimalisir. Pernah ada kawan saya yang mengabaikan rencana persalinan berujung bersalin tanpa membawa perlengkapan di dalam koper, bahkan handphone suaminya mati karena tidak membawa charger. Bagaimana menghubungi keluarga nantinya? Nah, nggak mau kan, kejadian seperti ini?


Baru lahir


Foto-foto ciamik dalam postingan ini adalah hasil jepretan fotografer persalinan @cahayasahaja
Tadinya kami nggak kepikiran untuk mendokumentasikan proses persalinan, tetapi di akhir tiba-tiba berubah pikiran dan sama sekali nggak nyesel. Apalagi di saat menonton kembali video atau foto saat kontraksi bisa bikin kembali terharu mengenang bagaimana proses kelahiran anakku. Worth of lifetime.

Download dokumen rencana persalinan


@andhikalady
@jenganten
Continue reading Menulis Rencana Persalinan