Friday, September 27, 2013

Kurang dari Satu Tahun



Berapa rata-rata harapan hidup manusia? Katakanlah 60 tahun. Berapa persen satu tahun jika dibandingkan dengan usia rata-rata manusia hidup? Katakanlah 1,7 %. Berapa usia kita? 20? 30? 15? Katakanlah 20 tahun. Anggaplah kita sudah menggunakan waktu hidupmu sebanyak 33 %. 


Hmm, banyak juga ya? 


Berdasarkan hitung-hitungan asal-asalan di atas, sesungguhnya kita tinggal memiliki 2/3 sisa hidup untuk menyelesaikan urusan duniawi. Itupun kalau diijinkan Tuhan. Usia siapa tahu, bisa jadi besok atau nanti kita dipanggil. Bisa jadi tahun depan, bisa jadi bulan depan, minggu depan, atau jika beruntung, kita bisa dikaruniai usia panjang hingga seratus tahun. Siapa tahu ya. Siapa tahu. :)


Masalahnya adalah, 33 % perjalanan hidup yang sudah kita lalui itu sudah kita gunakan untuk apa? Apakah kita sudah yakin 33% dari hidup kita itu sudah mampu menjamin keberlangsungan 67 % sisanya? At least, dalam hidup kita sebaiknya sempat mengerjakan minimal satu hal yang sungguhan berguna, bukan?


Saya tiba-tiba merinding mendapati saya sendiri mengetik kalimat a la motivator barusan. FYI, saya tidak botak, tidak suka pakai jas, tidak punya istri bernama Linna, dan saya seorang perempuan. :p



 
Apa yang harus saya lakukan, apa yang harus saya perbuat, sudah bermanfaatkah saya, apakah saya sudah membahagiakan orang lain, apa orang tua sudah bangga sama saya, apakah saya sudah berhasil membuat diri sendiri bahagia, dan sebagainya. Kalimat begitu seakan menjudge bahwa kita hidup itu untuk melakukan sesuatu. Faktanya, judge tersebut ternyata benar.


Beruntung, saya kenal beberapa orang yang sanggup berhasil melakukan sesuatu tanpa membutuhkan porsi hidup sebanyak 33%, tapi hanya membutuhkan 1,7% hidup mereka alias satu tahun. Untuk mengurangi rasa bersalah atas pertanyaan “kita sudah ngapain saja”, mungkin kegiatan teman-teman saya di bawah ini dapat dijadikan contoh.

  • Membuat blog.

Mary, 28 tahun, telah membangun blognya sendiri dari nol sampai mendapat kunjungan satu juta hits hanya dalam waktu kurang dari satu tahun. Puluhan sponsor datang silih berganti tanpa bosan. Sekarang dia telah menjadi admin website terkenal dan namanya sering disebut-sebut dalam forum.

Ingin seperti dia? Tinggal buat sebuah blog, tentukan tema yang ingin kamu isikan, dan rutinlah menulis for free. Sensasi perasaan bermanfaat untuk orang lain itu nagih lho. Gunakan passionmu untuk menulis dengan disiplin. 



  • Mendirikan komunitas amal.

Mina, 23 tahun, bersama empat kawanya mendirikan komunitas beasiswa yang beranggotakan alumni sekolah. Awalnya hanya ide yang bercokol di kepala, lalu dimulailah mengumpulkan kawan, sharing ide dan pembagian tugas masing-masing. Ada yang buka rekening, ada yang admin sosial media, ada koordinator, ada pula pengumpul dana. Semua kegiatan itu dimulai dari nol, sampai jaringannya dikenal masyarakat luas. Hasilnya? Kini komunitas tersebut telah mampu membiayai enam orang siswa sekolah dengan hasil pengumpulan dana puluhan juta rupiah. Semua dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun dan masih berjalan hingga sekarang. Bagaimana kabar Mina dan kawan-kawan sekarang? Alhasil mereka bisa dikatakan telah menemui kesuksesannya masing-masing, Mina berhasil menjadi seorang dosen, kawan yang lain menjadi tokoh masyarakat, lainnya bekerja dengan gaji yang relatif tinggi, lainnya menjadi penulis kritis yang namanya kerap disebut-sebut.



  • Berjualan

Amy, 23 tahun, awalnya memiliki ide untuk membuka toko online dengan konsep yang lain dari yang lain. Sedikit demi sedikit dia mulai mengekspansi usahanya, baik dengan promosi di sosial media, giveway, ikut dalam acara bazaar di mana-mana, bahkan rela tempat tinggalnya jadi semacam gudang penimbunan barang jualan. Hanya kurang lebih setahun, omset yang didapat sudah mencapai sepuluh kali lipat. Usahanya pun kian berkembang dan masih berdiri sampai sekarang dengan pasar yang luas di seluruh Indonesia.

Sumber.


  • Membangun sistem.
Teman saya, 22 tahun, memiliki minat berlebih terhadap pengembangan aplikasi Android. Dia mulai belajar dari 0 karena di perkuliahan tidak ada kelas pemrograman Android. Berpuluh-puluh buku dilahap dengan tekun. Ribuan baris kode ditulis dan dicoba satu demi satu. Proses belajar tersebut membuahkan hasil, idenya tertuang dalam sebuah aplikasi yang cantik dan layak dijual di Google Play. Hingga pada akhirnya, sebuah perusahaan selevel Google menawarinya untuk bekerjasama membangun sistem. Pelajaran yang dapat dipetik dari sini adalah "Belajarlah, apapun itu, suatu saat pasti berguna".



  • Jalan-jalan.
Tidak setiap orang memiliki akses untuk dapat jalan-jalan ke luar negeri dengan mudah. Teman saya yang tidak mau disebut namanya, 23 tahun, bermimpi untuk jalan-jalan ke luar negeri. Tanpa pikir panjang, dia memesan tiket pesawat PP untuk keberangkatan tahun depan. Lucunya, ketika memesan tiket itu, dia tidak punya uang sama sekali. Lalu dia menyisihkan uang setiap gajian untuk jalan-jalan. Bulan berganti bulan sampai berganti tahun, akhirnya uang tersebut cukup. Si Teman saya berhasil jalan-jalan dan membawa pulang cerita yang berkesan.


  • Membuat usaha jasa.
Kalau ini kisah pribadi. Hehe. Waktu itu sekitar tiga tahun yang lalu, saya sempat membangun usaha les privat di Jogja. Awalnya saya cuma sebagai guru les saja. Lalu karena banyak yang request guru ke saya, seperti guru musik, guru matematika, fisika, UAN, dsb, akhirnya saya buatlah komunitas (kayaknya lebih cocok disebut komunitas kali ya, bukan usaha) mahasiswa yang mengajar les privat. Kemudian, komunitas itu makin berkembang, sampai banyaknya orang yang melamar dan banyaknya permintaan les privat. Sayangnya usaha ini pending untuk sementara waktu karena kesibukan. Tapi bukan berarti gagal kan? At least, pengalaman serupa ini layak untuk dicatat dalam "Kurang dari Satu Tahun".


  •  Belajar hal baru
Saya punya teman yang selalu antusias ketika menemui hal baru. Seolah-olah dia baru saja datang ke planet yang sama sekali berbeda dengan kediamannya. Dan sekali dia ketemu hal baru, maka dia akan melakukan apa saja untuk mengetahui dan mempelajari hal baru tersebut. Tidak jarang setiap pengetahuan baru yang dia pelajari, membuahkan hasil yang signifikan setelah kurun waktu kurang dari satu tahun.
  • Make Over diri
Saya merupakan salah satu orang yang percaya bahwa penampilan menarik/cantik itu ditimbulkan akibat usaha. Silahkan tanya pada wanita tercantik yang kamu temui di mal, pasti mereke memiliki rahasia dan kedisplinan untuk merawat dirinya. Beruntungnya hal ini dapat dicapai dalam waktu satu tahun lho. Saya punya teman yang menciptakan resolusi satu tahun dengan berusaha merawat diri. Membiasakan memakai sunblock setiap pagi, meminum air putih, makan makanan bergizi, berolahraga teratur, memperbaiki cara berpakaian, sampai rutin berusaha memaksimalkan "self-esteem" alias harga diri. Hasilnya, dalam waktu kurang dari satu tahun, teman saya tersebut kelihatan jauh lebih menarik daripada sebelumnya.

Dan masih banyak lagi kegiatan berguna yang dapat dicapai hanya dalam waktu satu tahun. Hanya 1,7 %, tetapi bisa mengubah 65,3% sisa hidup kita. Saya tidak bilang bahwa setiap aksi akan selalu berhasil sesuai dengan yang diharapkan, tapi setiap usaha pasti akan menghasilkan sesuatu. Minimal kita akan mengingat bahwa pada suatu masa selama 1,7% kehidupan, kita pernah mencoba melakukan sesuatu.

Perjuangan itu seperti meniup balon, awalnya balon itu kempes, kita meniupnya pelan-pelan, bahkan ada kalanya sambil memejamkan mata. Lama kelamaan balon itu membesar dan makin membesar, hingga pada suatu titik, balon itu akan meletus. Kita akan terkejut dengan hasil yang luar biasa akibat usaha kita meniupnya pelan-pelan.

Yeah, minimal saya merasa berguna dengan menulis ini. Salah satu 'tiupan' yang menjanjikan bukan?

:))

@andhikalady

8 comments: