Showing posts with label mua jogja. Show all posts
Showing posts with label mua jogja. Show all posts

Sunday, July 17, 2022

, , , , , , , ,

Pentingnya Optimasi Bisnis dengan Google Map

Kalau sedang gabut, seringkali saya membuka sebuah aplikasi di handphone. Sebuah aplikasi yang ada di layar prioritas, karena saking seringnya dipakai. 

Aplikasi tersebut bukan game favorit, social media, atau aplikasi edit foto sekalipun.

Nama aplikasinya, Google Map.

Google map menjadi aplikasi prioritas di layar handphone saya.

Semenjak saya sekeluarga pindah rumah, kegiatan tengok-tengok Google Map jadi semakin sering dilakukan. Meskipun masih dekat ke jalan besar yang menuju ke kota, tempat tinggal kami boleh disebut sebagai pedesaan. Tempatnya masih berada di area persawahan, pegunungan, dengan udara sejuk dan air yang jernih. Itulah beberapa alasan kami pindah dari lokasi yang lebih urban. Tujuan kami memang ingin tinggal di wilayah yang lebih asri dan bebas dari hiruk pikuk kota. Selain, tentu saja, kami ingin mencari lingkungan yang lebih ramah anak-anak untuk putra kami yang baru 2 tahun.

Rumah kami sebelumnya kurang cukup luas untuk lari-lari anak. Sementara di rumah baru, anak saya lebih leluasa koprol.

Sembari mengenal lingkungan sekitar, saya suka iseng sambil membuka Google Map. Buat apa? Oh ada banyak manfaatnya:

- Saya jadi tahu bahwa lima puluh meter dari rumah, ada warung yang menjual gas elpiji. Jadi sewaktu-waktu gas habis, bisa langsung pesan saat itu juga.

- Saya juga tahu bilamana membutuhkan service AC panggilan, nomor Whatsapp mana yang dituju.

- Juga kalau membutuhkan wisata healing ala-ala seperti makan di restoran berpemandangan sawah, saya langsung tahu ke mana harus melangkah.

- Kemarin, saat saya riset calon sekolah TK untuk anak saya, Linam (2 tahun), saya langsung membekali beberapa nama sekolah yang cukup prospek dimasuki.

- Tidak hanya itu, kadang saya mengaktifkan fitur layering Satelit untuk melihat, mana yang sekiranya punya lingkungan hijau-hijau dan pemandangan menarik untuk dikunjungi. 

Meskipun di pedesaan, agaknya masyarakat sini sudah melek teknologi dan merasakan manfaat internet. Buktinya banyak titik-titik bisnis yang bermunculan saat saya membuka Google Map. Ada bengkel, toserba, puskesmas, rumah sakit, taman bermain, SPBU dan fasum sejenis. Bahkan penjual gorengan pun menancapkan lokasi bisnisnya. Luar biasa bukan?

Secara tidak langsung saya jadi ketergantungan sama Google Map. Kalau saya mau krimbat di salon misalnya. Yang saya cek pertama kali adalah: di mana salon terdekat. Kedua, bagaimana ulasan dan komentar di dalamnya. Kalau pelayanannya bagus, pasti saya kunjungi. Ketiga, baru harga. Itupun kalau pemilik bisnis mencantumkan harga di titik map tersebut.

Tidak mau kalah, saya juga ikut mengaktifkan fitur bisnis Google Map dong. Kebetulan saya punya usaha rias pengantin dan wisuda. Sebelum kenal Google Map, jasa MUA saya baru dipromosikan via Instagram. Trafik konversi masih berupa pencarian terhadap hastag #makeupwisudajogja atau #MUAweddingjogja. Semakin ke sini, MUA semakin banyak. Hastag yang dulu saya andalkan mulai dipakai MUA-MUA lain. Alhasil persaingan semakin banyak. Orang-orang yang tertarik dengan jasa saya dari Instagram semakin sedikit.

Lalu aku coba merambah ke promosi melalui Google Map. Saya tetapkan titik lokasi, unggah foto, hastag, dan informasi selengkap-lengkapnya di sana. Harapan saya, orang-orang yang dekat lokasi saya bisa mengakses jasa saya melalui fitur pencarian di Google Map.

Sebelumnya, saya riset dulu. Saya coba cari MUA terdekat lokasi tempat tinggal saya. Ternyata sedikit sekali, bahkan tidak ada. Wah, menarik nih. Akhirnya, saya coba untuk menancapkan 'daerah kekuasaan' dengan membuat lokasi spesifik untuk Jenganten Makeup Artist.

Betul juga, tidak lama kemudian, ada Whatsapp masuk. Menanyakan rate makeup untuk rias wisuda sekolah. Untung tak bisa ditolak, akhirnya deal! Alhamdulillah, satu dua client mulai masuk melalui jalur Google Map.

Rasa-rasanya saya baru saja melakukan langkah yang benar. Tidak lupa, setiap client yang sudah makeup, saya berikan link testimoni dan rating untuk memberikan feedback. Alhasil testimoni Google Map saya makin naik, dan pencarian makin banyak.



Beberapa testimoni di Google Map Jenganten MUA


Rumah saya sendiri sebetulnya tidak terletak di pinggir jalan besar. Namun karena menggunakan trik ini, orang-orang tetap tahu bahwa saya menjual jasa MUA. Jadi, buatmu yang tinggal di pedesaan, maupun yang rumahnya tidak di pinggir jalan besar, janganlah berkecil hati. 

Daftarkan saja bisnismu di Google Map, niscaya orang akan mencari juga kok. Soal koneksi, tidak perlu khawatir. IndiHome dari Telkom Indonesia bisa memberikan layanan maksimal meski kamu berada di daerah remote

Jadi, siap untuk menyambut Internetnya Indonesia semakin maju di masa depan?


Andhika Lady.

Continue reading Pentingnya Optimasi Bisnis dengan Google Map

Saturday, May 1, 2021

, , , , , , ,

Paket Wedding Jogja 2021. Makeup & Foto Pernikahan Harga Terbaik 2021

Wujudkan pernikahan impian kamu bersama paket rias wedding dari Jenganten. Intip yuk isinya apa saja?


WEDDING PACKAGE

Makeup:

- Makeup CPW CPP

- Hijab/hairdo pengantin

- Melati/fresh flower

- Nail art & softlens

- Sewa busana akad/resepsi sepasang

- Makeup & busana 2 Ibu

- Beskap/basofi 2 Bapak


Fotografi by @paradigmaproduction:

- Cetak 12 RW + Frama (2pcs)

- Cetak 4R (80 lembar)

- Magnetic Album

- Cetak Wedding Book

- Include edited files

- 2,5 Minute video cinematic

- All files in flashdisk



Paket ini available untuk acara sepanjang 2021. More info 085227555610





Instagram: @jenganten

Continue reading Paket Wedding Jogja 2021. Makeup & Foto Pernikahan Harga Terbaik 2021

Tuesday, October 6, 2020

, , , , , ,

Perbedaan Tata Rias Pengantin Paes Jogja Putri dan Solo Putri

Jogja dan Solo.

Kedua tempat ini dekat, hanya berjarak 64 km. Namun dalam sejarah kemataraman, kedua kota ini memiliki nilai sejarah yang adiluhung, termasuk tentang tata rias pengantin (TRP). Buat yang belum paham mungkin akan menganggap kedua gaya TRP Jogja & Solo sama persis. Sama-sama Jawa kan? Sama-sama menggunakan paes (sejenis riasan hitam di dahi pengantin), sama-sama pakai batik, cara ngomongnya juga sama-sama medhok. Jadi sama ajalah, nggak usah dibikin pusing. Pengantin Jawa ya pengantin Jawa aja.

Apakah benar demikian?

Paes Jogja Putri Hijab (modifikasi), dan paes Solo Putri. Makeup by Jenganten.

Padahal paes Solo Putri dan Jogja Putri banyak perbedannya. Sekilas mungkin terlihat sama, tetapi pada kenyatannya, baik simbol, bentuk, aksesoris, dan pakem riasan sangat berbeda. Dulunya, satu kerajaan Mataram memiliki satu pakem riasan, yaitu Paes Ageng yang kini dimiliki oleh keraton Yogyakarta. Paes Ageng itu seperti ini:


Paes Ageng yang indah, bertahtakan emas prada asli di bagian pinggiran paesnya. Riasan seperti ini dibilang cukup 'mahal', makanya dulu hanya boleh dilakukan oleh royal family keraton, rakyat jelata tidak boleh menggunakan riasan ini untuk nikahan mereka. Namun setelah zaman HB IX, Paes Ageng diperbolehkan diterapkan pada pernikahan masyarakat luas, agar tradisi tetap lestari.

Sementara riasan untuk rakyat jelata dibuatkan paes yang lebih 'ekonomis' yaitu paes yang kini dikenal sebagai Jogja Putri (pada praktiknya juga diterapkan oleh royal family khusus untuk acara nikahan tertentu). Paes Jogja putri (lihat di foto pertama postingan ini sebelah kiri), hanya sapuan warna hitam dengan ukuran spesifik, dengan tata rias rambut dan sanggul khas Jawa.

Dari tadi mbahas Jogja terus, kapan Solonya?

Sabarrr, memang segala rupa tata rias pengantin Jawa sekarang itu diduga berasal dari Jogja kok. Nah, setelah perjanjian Giyanti alias perjanjian pemisahan Mataram menjadi Mataram Jogja dan Mataram Solo, mulailah tradisi dibagi-bagi. Khusus untuk TRP, Jogja mendapatkan warisan Paes Ageng dan Paes Jogja Putri, sementara Solo tidak mendapat apa-apa. #sedihh.

Tetapi, seniman-seniman Solo tak tinggal diam. Mereka dengan kreatif merumuskan tata rias khas Solo yang kini kita kenal. Ada Solo Putri, Solo Basahan, dan Solo Keprabon, serta beberapa pakem lainnya. Kini tata rias pengantin khas Solo telah dipatenkan/dipakemkan dan sudah digunakan di ribuan acara pernikahan di seluruh Indonesia, bahkan dunia. Termasuk beberapa artis ibukota seperti putri Bapak Jokowi, Kahiyang.

Dari beberapa jenis TRP yang saya sebutkan barusan, ada dua jenis yang sekilas tampak mirip, yaitu Solo Putri dan Jogja Putri. Apa saja yuk perbedaannya?


Bentuk Paes

Pada paes Jogja Putri, bagian tengah dahi, atau disebut penunggul, punya ujung yang lancip seperti daun sirih dan mengarah ke hidung. Sementara pada paes Solo Putri, bagian tengahnya disebut gajahan dan membulat seperti telur bebek dan mengarah ke titik di antara kedua mata.



Gampangnya, paes Jogja bentuknya lancip-lancip, sementara paes Solo mbulet-mbulet.


Bentuk Sanggul

Sanggul pada TRP Jogja Putri umumnya lebih besar daripada sanggul Solo Putri. Sanggul Jogja Putri terbuat dari untaian rambut yang dibentuk seperti huruf W. Adapun sanggul Solo Putri yang pakem terbuat dari daun pandan sehingga wangi. Namun pada praktiknya, karena daun pandan itu berat, banyak yang menggantinya menjadi sanggul rambut biasa.



Mentul (hiasan konde di atas sanggul)

Mentul, atau dalam bahasa Sunda kerap disebut kembang goyang adalah hiasan yang ditancapkan di atas sanggul pada pengantin tradisional. Pada Jogja Putri, mentul terdiri dari satu, dua, tiga, atau lima buah yang ditancapkan, ditambah dengan hiasan berbentuk segitiga bernama sariayu.


Mentul Sariayu Jogja Putri

Fun fact: pada TRP pakem Jogja Putri, justru mentul & sariayu yang indah itu dipasang menghadap belakang lho. Filosofinya adalah supaya pengantin tetap terlihat ayu/cantik baik dari depan maupun belakang. Namun pada pengantin komersial, perhiasan ini dipasang menghadap depan.

Dewasa ini banyak pengantin tradisional modifikasi yang agak melenceng dari pakem, tapi buat saya pribadi, selama pasar suka dan nggak terlalu jauh melencengnya, it's okay. Misal ada pengantin berhijab yang ingin dipaes, ya sudah, bikin aja paes hijab. Beres.

Sementara untuk pengantin Solo Putri, mereka menggunakan mentul, centung dan sirkam di hiasan rambutnya. Mentul ini biasanya berjumlah 7 atau 9 dan tidak pernah kurang dari 7.



Jadi nggak mungkin ya, kalau ada pengantin berpaes lancip-lancip tetapi jumlah mentulnya 9, atau paesnya bulat-bulat, tetapi pakai sariayu. Big no! Sebelum saya mengatakan ini, izinkan saya minta maaf terlebih dahulu ya. Biasanya, banyak perias pengantin berdomisili di luar Jawa kerap kali salah kaprah menerapkan pakem standar ini. Antara paes, aksesoris, dan bunga melati sering bercampur dan tidak jelas adat mana, Jogja atau Solo.


Melati

Paes Jogja Putri dikenal karena kesederhanannya, termasuk bentuk melatinya yang sangat irit, hanya berupa karang jagung/tepes di bagian bando. Yaks, cuma itu aja lho. Nggak perlu rame-rame menjulurkan sampai ke dada.  

Jogja Putri


Sedangkan pada Solo Putri, melati tampak lebih banyak. Ada tibo dodo, pengasih, karang jagung hingga pembungkus sanggul. Melatinya tampak rame dan wanginya semerbak kemana-mana.


Itulah beberapa perbedaan antara Paes Jogja Putri dengan Paes Solo Putri. Sekilas sama, tetapi beda penerapan dan proses meriasnya. Saya sendiri masih belajar untuk menghaluskan pola paes saya, karena untuk bisa menciptakan paes yang indah, presisi dan manglingi itu nggak semalam langsung jadi. Butuh banyak jam terbang, sambil mempelajari makna filosofis di baliknya.

Ini saja baru bahas soal paes sudah sebanyak ini. Apalagi kalau bahas busana Jogja dan Solo, bakal makin riuh lagi. Lagipula, jika kita banyak belajar soal tradisi, yang ada malah akan semakin terkagum-kagum dengan kreatifitas nenek moyang kita. Kok bisa nemu filosofi ini, kok bisa temanya seindah ini. Kok bisa mix and match secara apik tanpa meninggalkan kesan tradisinya?

Pendahulu kita memang hebat-hebat.

@jenganten

Info booking makeup.

Continue reading Perbedaan Tata Rias Pengantin Paes Jogja Putri dan Solo Putri

Wednesday, September 2, 2020

, , , , , ,

Tips Makeup Glowing ala MUA untuk Mature Skin / Ibu Pengantin

Mungkin ada yang bertanya-tanya, bagaimana sih caranya memoles wajah usia senior yang apik dan terlihat lebih muda dan fresh? Makeup apa yang digunakan, teknik apa yang diaplikasikan, termasuk bagaimana menata hijab/hairdo yang cocok supaya beliau si ibu pengantin tetap terlihat manglingi dan bercahaya saat di pelaminan. Tak kalah dari putri/menantunya pokoknya.

Tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri sebagai yang punya gawe -- mengingat banyak yang justru pemangku utama di acara pengantin adalah orang tua mempelai -- untuk tampil cantik di hadapan teman lama, rekan kerja, maupun komunitas yang datang kondangan. Ingat, tak hanya manten saja yang ingin mencuri perhatian, sang Ibu dan Ibu Besan juga ingin tampil keren juga dong, meski usia tak lagi muda.

Itulah saat di mana skill MUA teruji. Merias kulit usia muda umumnya bukan masalah, tekstur kulit masih bagus dan lembap. Tetapi jika dihadapkan pada kulit teman kita yang sudah senior, di mana kelembapan kulit sudah mulai berkurang, maka diperlukan trik khusus supaya makeup tetap terlihat segar tanpa terkesan berlebihan.


Ilustrasi. Makeup by @jenganten


This is what Jenganten do to create fresh look for mature skin:

Awali dengan skincare yang super melembapkan.

Sebagian besar tentang makeup mature skin 80% nya adalah complexion dan complexion. Aku akan happy banget kalau bisa membuat kulit dewasa terlihat mentul-mentul lembap dan terkesan lebih kencang dari aslinya. Menurut saya, sebagus apapun dekoratif makeup-nya, kalau complexion nggak oke, ya bakal kurang juga kelihatannya.

Nah, perkara complexion ini, kulit dewasa memang cenderung lebih tricky. Pasalnya kondisi kulit umumnya sudah mulai kehilangan kelembapan alaminya. Kalau langsung dipaksa dipakaikan bedak/foundation, yang terjadi adalah makeup mudah crack, nggak awet, dan luntur di sana-sini. Solusinya apa? Ya kita prep dulu kulitnya supaya lebih lembap dan siap menerima produk makeup. Ibarat tanah, kita siram dulu pakai air baru bisa ditanami.


Oleh karena itu saya melakukan prep wajah dengan layer-layer produk yang melembapkan. Misal serum, spray, dan pelembap yang mampu mengunci kadar air di kulit. Pertama-tama, saya semprotkan face mist, tunggu sampai kering. Kemudian lapisi dengan serum yang melembapkan. Dilanjut dengan moisturizer, baru dilapis dengan primer. 

Dengan skincare berlapis-lapis ini, insyaAllah makeup juga akan lebih mudah menempel dan lebih awet.


Hindari primer matte

Ilustrasi Kim Hee Ae. Makeup bukan oleh Jenganten



Primer matte hanya untuk kulit muda yang cenderung berminyak. Untuk kulit dewasa sebaiknya pilih primer yang menghaluskan dan bukan silicon based. Look yang kian digemari akhir-akhir ini adalah tampilan wajah glow sehat ala Kim Hee Ae. Meski kita semua tahu skincare dia bernilai puluhan juta, namun setidaknya look glowing beliau masih bisa sedikit diimitasi dengan pemakaian produk makeup yang memadai.


Tidak perlu konturing berlebihan, atau akan membuat terlihat semakin tua

Maia



Kebanyakan kesalahan dalam makeup dewasa adalah terlalu banyak kontur dan blusher. Please, this is soo 90ish. Sekarang zaman Maia Estianty, bukan makeup jaman old. Keep it simple, right? Dan percaya atau enggak, penambahan blushon berlebih justru membuat wajah makin terlihat fake. Sebaiknya terapkan bronzer atau blush dengan warna lebih kalem.

Setelah itu, berikan highliter di tempat yang seharusnya terlihat glowing. Misal: ujung hidung, dagu, dan pipi. Tips: minta client untuk tersenyum maksimal, lalu bubuhkan hiliter tepat di puncak pipi. Ini akan membuat tampilan lebih fresh dan terkesan awet muda.

Itulah beberapa tips makeup mature skin yang selama ini saya praktikkan dan berhasil sebagaimana wajarnya. Ini tidak hanya buat MUA saja, kalau kamu ingin terlihat lebih muda dari usia sebetulnya juga bisa praktikkan tips ini. Semoga berhasil.

@andhikalady
Salam,
@jenganten MUA



Continue reading Tips Makeup Glowing ala MUA untuk Mature Skin / Ibu Pengantin

Saturday, April 4, 2020

, , , , , , , , ,

Trik Mixing Foundation yang Sesuai Warna Kulit. Cukup Campur 4 Warna Ini Aja!

Kalau sebelumnya saya sudah pernah bahas Tutorial Foundation Bakar dan Resep Mixing Foundation Racikan para MUA, kini saya akan bahas tentang cara mencampur warna foundation agar pas sesuai dengan warna kulit.

Menentukan warna foundation yang pas memang agak tricky, karena salah tone sedikit saja bisa membuat wajah jadi terlihat aneh bahkan abu-abu. Dulu kesalahan ini kerap saya lakukan, karena di pikiran saya waktu itu 'foundation saya kan terbatas, ini-ini saja. Ya sudah yang ada dipakai dulu nggak peduli warna kulit klien'. Padahal itu salah besar. Memang, sebagian klien menginginkan wajah dibuat lebih putih dari aslinya karena tidak pede tetapi kalau terlalu beda banget, hasilnya malah tampak seperti Ariana Grande sebelah kiri:



Bandingkan dengan makeup Ariana yang sebelah kanan, warna kulit wajah terlihat menyatu dengan warna kulit Ariana yang sudah tan. Tetapi yang sebelah kiri terlihat lebih putih di wajah daripada badan. Dugaan saya, makeup artist Ariana yang sebelah kiri lupa mengontrol warna foundation agar sama dengan warna kulit badan, plus lupa memakaikan bronzer dengan dosis yang memadai supaya wajah tidak pucat. 

Kan sayang banget, makeup dekoratifnya sudah bagus (eyeliner, eyeshadow, lipstik, bulu mata, alis on fleek) eh gagal total akibat pemilihan warna yang kurang sip. Kalau terjadi di event wedding, bisa jadi saya bela-belain hapus makeup total dan ulang dari awal demi mendapatkan look complexion yang diinginkan. 



Dulu saya mengira seorang MUA harus nyetok semua warna foundation untuk mengakomodasi warna kulit klien yang berbeda-beda. Kalau bisa sampai 50 shade dikoleksi semua. Padahal berapaan tuh harga satu botol foundation premium yang dipakai para MUA? Minimal 300-700ribu. Kalau harus mengoleksi 50 botol? Hitung sendiri. Belum tipe foundie cream, dewy, matte, dan semuanya harus dipunya. Belum menghitung berat koper makeup yang dipakai untuk angkut-angkut. Haduhh, kalkulator di kepala saya sudah jatuh misqueen bahkan sebelum dipakai menghitung.

Padahal ada cara yang lebih mudah dan juga hemat. Kamu cukup sedia minimal 4 warna foundation saja. Tidak harus dari merek yang sama, tetapi pastikan bisa mengakomodasi dua jenis tipe kulit: kering & berminyak. Daaan, warna yang dibutuhkan adalah......

1. Warna neutral warm kekuning-kuningan (WAJIB PUNYA)



Warna warm atau semi kekuning-kuningan adalah warna WAJIB yang dimiliki pertama kali dan HARUS ada dalam koper makeup. Sebab, dominan warna kulit indonesia adalah warm. Terutama untuk kamu yang tinggal di pulau Jawa, di mana warna kulit sawo matang hingga kuning langsat ada di mana-mana. Berdasarkan pengalaman, warna kekuningan ini sangat terpakai saat mengaduk-aduk foundation untuk merias wajah klien.

2. Warna neutral cool (semu pink)


Warna cool ini biasanya dimiliki oleh mereka ras Asia Timur seperti Tiongkok, Korea, Jepang dan keturunannya. Ada juga kulit Indonesia asli bertipe cool, namun agak jarang. Akhir-akhir ini kerap saya temui kulit Indonesia asli yang lebih ke arah cool, yang kemungkinan berawal dari rutinitas skincare yang mereka terapkan. Warna cool netral ini sangat masyuk jikalau dipoleskan pada kulit demikian, karena kalau salah warna (misal dipoles warna warm), justru bisa membuat kulit terlihat kusam. Kamu tidak perlu banyak-banyak mengoleksi warna cool, karena foundation cool sifatnya lebih dominan saat di-mix dengan foundation warm. Misal kamu campur cool+warm, hasilnya akan cenderung ke cool.

2. Warna bright warm


Warna ini akan sangat terpakai saat membuat highlight di beberapa bagian wajah, misal batang hidung, dahi, atas bibir dan dagu. Selain itu, warna terang semacam ini juga akan menolongmu saat akan meningkatkan brightness ramuan mixing foundation. Misal kamu sudah mengaduk foundation, setelah diujikan ke kulit klien eh kurang terang, maka foundation bright ini bisa dicampur untuk mendapatkan warna yang sesuai.

4. Warna dark warm


Foundation warna dark berguna banget untuk berbagai macam: shading, counturing, dan base eyeshadow. Dijamin terpakai. Selain itu bisa dijadikan mixing jika warna foundation kurang gelap. Selama ini saya sangat terbantu sekali dengan tipe warna gelap ini. Menurut saya pribadi, daripada membeli produk shading-counturing, mendingan invest ke foundation dengan warna tergelap merek favorit. Niscaya akan lebih bermanfaat dan multi fungsi.




Pada dasarnya tidak mengapa mau punya foundation aneka merek dan aneka warna sekaligus. Namun buat saya sendiri lebih menyukai punya empat warna di atas untuk kemudian saya mix agar sesuai dengan warna yang diinginkan. Tahu sendiri kan, bahwa kulit klien itu sangat beraneka jenis. Untuk itu kita sebagai MUA wajib menyesuaikan dan mengutamakan tampilan yang membuat semakin cantik. Nah untuk nge-mixingnya pakai apa? Saya menggunakan Paletapia Skin Color Guide, bentuknya seperti ini:



Ciamik banget kan? Dalam Paletapia terdapat beberapa lingkaran warna yang dapat menjadi panduan kamu untuk menyesuaikan warna foundation agar sama dengan warna kulit. Di masing-masing lingkaran warna dibuat transparan di tengah agar bisa ditempelkan ke kulit client untuk kemudian dilakukan mixing foundation yang paling pas. Saya kebantu banget dengan palet ini, kesalahan mixing warna dapat diminimalisir, bye-bye wajah abu-abu ataupun kusam yang tidak perlu. Untuk membelinya bisa melalui link ini.

Jadi kesimpulannya adalah, untuk mencampur warna foundation supaya sama dengan warna kulit client maka miliki empat warna wajib foundation, mix dengan Paletapia Skin Color Guide.

Salam,
@jenganten MUA
Continue reading Trik Mixing Foundation yang Sesuai Warna Kulit. Cukup Campur 4 Warna Ini Aja!

Thursday, August 30, 2018

, , , , , , , , ,

Mendefinisikan Perbedaan Antara MUA dan Perias. Dua Istilah Profesi yang Kerap Dikelirukan Orang

By Jenganten, makeup wedding/wisuda Jogja

Sepuluh tahun yang lalu, jika ada saudara atau kerabat kita yang menikah, umumnya akan memakai jasa perias dari salon yang menjual paket lengkap. Ada dekorasi, makeup pengantin, ibu pengantin, among tamu, sampai ke buku tamu dari satu vendor. Kabarnya malah ada juga yang menyewakan sound dan MC-nya sekalian. Waktu itu belum ada tren bridesmaid ataupun makeup artist (MUA). MUA masih dipandang sebagai profesi langka yang hanya menangani artis-artis atau selebritas ternama. Seperti namanya -- makeup artist, makeup yang menangani artis-artis. Begitu kononnya.

Beda halnya dengan sekarang, profesi MUA agaknya semakin menjamur seiring dengan berkembangnya tren beauty blogger dan vlogger. Makeup drugstore dan high-end semakin marak dan mudah dibeli. Di era konsumtif makeup inilah, banyak orang -- perempuan terutama, mendaku diri sebagai makeup artist asalkan bisa menggambar alis.

asal bisa nggambar alis

Bayangkan saja, kemampuan untuk membeli makeup yang sebegitu banyaknya tidak seimbang dengan kemampuan menghabiskannya. Punya foundation 5, blush on 10, lipstik 25, tetapi mukanya cuma satu, pipinya cuma dua, dan bibirnya cuma satu. Akhirnya ke mana? Kalau nggak berujung ke dibuang (karena udah keburu kadaluarsa), dijual kembali dalam bentuk preloved, ya dipakai mendandani orang lain alias makeup-in orang. Dari situlah mulai timbul para MUA baru yang muncul ke permukaan. Ada yang pada awalnya hasil makeup-nya masih B aja, namun seiring dengan berjalannya waktu dan jam terbang, lambat laun para MUA tersebut menjadi semakin ramai dan profesional. Bahkan ada yang berani resign dari pekerjaannya sekarang demi mengejar passion sebagai MUA.

Persoalan timbul saat beberapa perias yang notabene telah mengenyam pendidikan rias, baik formal dan non formal, merasa 'terganggu' dengan fenomena MUA-MUA baru yang menjamur ini. Dipikirnya 'kok gampang banget jadi tukang dandan, padahal sertifikat aja nggak ada, belajar pakem pun enggak, kok sudah berani mengambil untung dan jual jasa?'

And then, di mata MUA yang umumnya sudah termasuk lama berkiprah di bidang ini pun nggak kalah 'terganggu' juga. 'Kan para MUA itu mengutamakan gaya makeup modern dan sesuai selera pasar. Sirik aja sih loo' ~ begitu katanya.

Well, begitulah yang terjadi di lapangan. Nah, daripada membentuk kekisruhan yang membingungkan kamu (terutama yang bukan perias maupun MUA), ada baiknya saya jelaskan apa sih perbedaan perias dan MUA? Sisi positif negatifnya apa, serta pada siapa sebaiknya kamu memakai jasanya untuk hari spesialmu.


💅 Perias umumnya telah mengenyam pendidikan baik formal maupun non formal tentang dunia per-makeup-an

Sumber

Tahu Puspita Martha Beauty School? Jurusan Teknik Rias yang ada di kampus-kampus pendidikan? Atau sanggar-sanggar rias yang kerap membuka kelas paes? Ya, itu adalah beberapa sekolah atau tempat belajar yang sering dilakoni oleh para perias profesional. Mereka belajar selama beberapa bulan bahkan tahunan untuk mengerti cara membentuk alis, menata rambut, mencukur rambut, hingga tata cara rias pengantin tradisional. 

Untuk bekal skill, jelas para perias-perias ini patut diacungi jempol. Sebelum mereka sungguhan terjun ke lapangan sebagai profesional, mereka diharuskan menjalani semacam intership atau PKL terlebih dahulu untuk mengasah skill dan jam terbang.


💅 MUA juga (harusnya) telah mengenyam pendidikan berupa kursus dari MUA-MUA yang sudah senior di bidangnya

Sumber

Tidak seperti perias yang membutuhkan waktu bertahun-tahun, para MUA umumnya banyak melakukan self development dalam mengembangkan skill riasnya. Modalnya berani dan sedikit trik marketing dan foto untuk menghias portopolionya di medsos. Jika hal ini dilakukan secara terus menerus dan tidak berhenti belajar, para MUA ini akan lekas menjelma menjadi MUA panutan yang bisa jadi nggak punya hari libur selama seminggu -- karena saking larisnya.


💅 Berbeda dengan perias yang punya banyak skill dalam teknik riasan tradisional, MUA lebih terbatas pada teknik rias wajah saja

Sumber

Seorang perias biasanya dituntut untuk menguasai banyak hal sekaligus. Mulai dari mendandani wajah, rambut, hijab, cara memakaikan baju, cara meronce melati, tata cara panggih, hingga cara manajemen wedding organizer pun mereka ngerti. Pokoknya pepak sekali deh. Untuk itulah, belajar dalam waktu lama sangat diperlukan. Silakan tanya pada perias: Mbak/Mas, apa njenengan bisa memakaikan sanggul dan jarik Solo? Jawaban umumnya pasti 'oh, jelas bisa Kakak'.

Berbeda dengan MUA, mereka berfokus hanya pada riasan wajah saja, udah, itu tok, til. Sangat sedikit MUA yang menguasai tata cara ubo rampe yang dikuasai oleh perias. Namun dengan hal ini, justru membuat skill para MUA dalam merias wajah itu sangat pro sampai tahap yang tak terbatas, tergantung seberapa tingkat belajar si MUA tersebut. Mudah menemui MUA yang bekerjasama dengan tim yang terdiri dari hair stylist, hijab stylist, pemanggih, pemaes, dll. They just don't work alone and let the team do the rest.


💅 Perias umumnya memberikan jasa dalam bentuk borongan. Sementara MUA, service-nya terbatas di makeup saja. Paling mentok dilengkapi dengan jasa hair do atau hijab

Sumber

Kalau kamu adalah seorang pengantin dan ingin meminta jasa salon rias untuk menangani acaramu, besar kemungkinan si salon akan menyediakan layanan borongan yang terdiri dari: makeup manten, makeup ibu manten, among tamu, buku tamu, hingga bridesmaid. Belum prithilan lainnya seperti dekorasi, sound, MC, baju dan sebagainya. Paket lengkap lah pokoknya. Umumnya seorang perias memang memiliki semua itu. Konon, di tempat yang lebih rural, jasa perias tidak hanya ngurusin manten saja, tetapi sudah laiknya wedding organizer itu sendiri. Dari hal ini kita bisa menyimpulkan bahwa menjadi seorang perias jelas sekali membutuhkan modal yang suangaat besar dan waktu yang lama (untuk belajar).

Berita baik untuk MUA, modal yang dibutuhkan tidaklah terlalu besar. MUA tidak harus memiliki gebyok dekor ataupun baju pengantin se-ubo rampenya. Mereka memfokuskan pada kepemilikan benda-benda yang menunjang pekerjaan merias wajah saja, seperti: beauty case, ringlight, makeup high-end, dan tentunya: ketrampilan memotret yang baik. Karena foto merupakan pintu utama mereka mendapatkan klien.

💅 Perias biasanya bertahan dengan pakem (well, mereka sangat ahli dalam hal ini). Sementara para MUA cenderung lebih modern dan mengikuti perkembangan selera pasar

Hasil riasan para MUA cenderung mengikuti selera pasar

Perias memang dididik untuk senantiasa menaati pakem dan standar tertentu. Misalnya, saat mereka belajar riasan tradisional pengantin gaya Jogja, maka mereka diharuskan mempelajari seluk beluk serta riasannya yang memiliki aturan tertentu. Contoh gampangnya adalah: cara membentuk alis ala Jogja Putri, diharuskan memiliki derajat kelengkungan tertentu yang tidak sama dengan alis modern seperti zaman sekarang. Itu tidak boleh dibantah, jika salah sedikit saja bisa kena cap tidak melestarikan adat leluhur.

Karena sebab di atas itulah, para perias cenderung stagnan dalam menyikapi perkembangan makeup modern saat ini. Banyak terlihat di lapangan, perias yang ajeg berkutat pada cara lama yang dinilai kuno. Meski sekarang, misalnya, para MUA sebelum memakaikan foundation lazim memberikan berlapis-lapis primer terlebih dahulu, para perias masih menggunakan foundation krim sejuta umat yang diajarkan oleh gurunya dahulu.

Perkara perkembangan kekinian dan modernitas, tentu MUA lebih piawai di bidangnya. Dengan keahlian yang terfokus, mereka akan mengembangkan pelbagai cara untuk mendapatkan tampilan makeup yang flawless, sempurna, glowy, strobing, dewy, atau apalah itu -- sebuah istilah asing yang tidak diajarkan oleh guru-guru perias manapun.

💅 Perias memiliki salon. MUA memiliki studio. Apa sih perbedaannya? Atau jangan-jangan sama saja?


Seorang perias biasanya memiliki tempat berkarya yang disebut salon. Di salon inilah mereka menempatkan alat-alat makeup, baju-baju, hingga gebyok yang merupakan bahan usaha mereka. Sementara MUA cenderung menamai tempat berkarya dengan sebutan studio. Layaknya seniman, para makeup artist (seniman makeup) ini juga memiliki tempat tersendiri untuk melakukan karya seni.

Apakah tempat berkarya seperti demikian wajib adanya? Tidak. Nyatanya ada banyak perias dan MUA freelancer yang bekerja secara home-service atau menyesuaikan panggilan. Sehingga tempat bekerja mereka adalah tempat di mana klien tinggal atau berdiam. Bagaimana? Kamu bisa lho menjadi MUA meski tak punya studio. Tertarik?

💅 Mari bicara soal jenjang karier perias dan MUA

Sumber

Perias umumnya memiliki jenjang karier sebagai berikut: belajar di sanggar/pendidikan > magang > internship atau ikut orang menjadi asisten pengantin > pelan-pelan mengambil klien sendiri > menimbun barang inventaris seperti kebaya, gaun, dsb > memiliki/menyewa tempat untuk dijadikan salon > semakin populer dan dibayar mahal.

Adapun jenjang karier MUA adalah: belajar makeup autodidak > ikut kursus MUA profesional basic to pro > mengambil klien yang mudah seperti wisuda dan bridesmaid > kadang kerjasama dengan MUA lain > lambat laun mengambil klien wedding > memiliki/menyewa tempat untuk dijadikan studio > semakin populer dan dibayar mahal.

FAQ


💅 Apakah untuk menjadi perias atau MUA itu harus punya kualifikasi tertentu?

Oh jelas! Baik perias ataupun MUA itu harus punya ketrampilan basic yang digunakan untuk berkarya. Perias umumnya harus menguasai banyak hal sekaligus seperti yang sudah ditulis di atas (menyanggul, memakaikan jarik, memberikan jasa WO, sampai busana). Umumnya para perias ini mengikuti kurikulum tertentu supaya menguasai aneka skill yang dibutuhkan secara standar tertentu.

Sementara MUA, mereka berfokus pada teknik makeup wajah saja. Memang kesannya cuma sedikit (kok cuma makeup wajah saja), tetapi jangan salah, menurut info yang saya dengar, menjadi seorang MUA harus setidaknya menguasai 4 jenis riasan: riasan biasa, riasan panggung, riasan geriarti (orang tua), dan riasan cikatri (orang cacat). Jadi, jika kamu baru menguasai merias wajah orang normal, artinya skill kamu perlu dikembangkan lagi.

💅 Bisakah seseorang menjadi MUA sekaligus perias?

Tentu saja bisa. Kamu bisa menjadi MUA yang bisa njariki, atau menjadi MUA yang bisa mengaplikasikan paes. Tidak ada yang salah dengan belajar hal baru. Begitu pula sebaliknya, jika kamu adalah seorang perias, sah-sah saja kalau melabeli diri sebagai MUA -- tergantung preferensi pasar. Pada ujungnya selalu kembali ke pasar. Jika khalayak lebih menginginkan dirias oleh seorang MUA alih-alih perias misalnya, lalu bisa apa?

💅 Pertanyaan yang paling sering: kalau mau menikah, sebaiknya pakai jasa perias atau MUA?

Yang pertama, kamu harus mengerti apa yang benar-benar kamu inginkan di dalam acara pernikahanmu. Jika kamu ingin simple dan nggak pakai banyak mikir, meminta jasa perias adalah pilihan baik. Soalnya, di sana kamu bisa mendapatkan layanan sepaket; mulai dari rias pengantin, ibu, rambut, among tamu, baju, foto bahkan ada juga yang menyediakan dekorasi.

Namun jika kamu menginginkan layanan yang lebih eksklusif, memakai jasa MUA juga bisa kamu lakukan. Konsekuensinya adalah kamu harus mencari vendor sendiri-sendiri (bukan paketan). Agak repot sedikit sih, tapi kalau kamu tipe yang perfeksionis, ide ini agaknya menarik untuk dilakukan.

Sebelum memutuskan kepada siapa acara pentingmu dipasrahkan, penting untuk mengetahui layanan dan skill apa yang ditawarkan oleh perias/MUA, supaya tidak terjadi miss komunikasi. Kerap terjadi seorang MUA dinyinyirin pihak keluarga pengantin akibat setelah selesai mendandani pengantin, si MUA malah pulang dan tidak menemani/mengantarkan pengantin ke pelaminan. Padahal, MUA ini dibayar ya untuk merias wajah, bukan untuk memanggihkan pengantin. Nah, hal-hal seperti ini penting untuk dikomunikasikan. 

Yang masih belum diketahui, bisnis proses seorang MUA saat menangani pengantin memang berbeda dengan perias salon pada umumnya. MUA akan memberikan jasa makeup saja, karena memang itulah kompetensi mereka. Jikalau MUA ini membawa tim, itu adalah rekanan mereka yang nantinya bertugas sesuai posisi masing-masing. Dalam hal ini, MUA boleh lah disebut sebagai perias yang berfokus pada riasan wajah saja. Artinya, jika kamu menginginkan layanan 'lebih' seperti dipanggihkan, ditungguin, dan selebihnya, maka harus dikomunikasikan dengan MUA. 

Memang agak repot untuk menangani banyak pritilan, tetapi jika kamu sudah terlanjur suka dengan hasil makeup MUA X, misalnya, apalah daya yang bisa melawan kehendak calon pengantin?



Itulah beberapa hal yang saya ketahui antara MUA dan perias. Sekali lagi, ini bukan untuk menandingkan antara perias vs MUA. Hanya memberikan gambaran untuk kamu yang masih sering keliru dan ragu-ragu. Banyak yang masih mengira bisnis proses MUA itu seperti perias salon, padahal tidak. Nah, dengan artikel ini diharapkan dapat memberikan info buatmu calon pengantin, ataupun calon perias dan MUA masa depan. :)


Nb:
Sebagian foto di artikel ini diambil dari instagram @jenganten
Untuk info dan layanan makeup wedding/wisuda/bridesmaid area Jogja dan sekitarnya dapat klik ini: bit.ly/tanyajenganten (langsung teralihkan ke Whatsapp)

Lady
Continue reading Mendefinisikan Perbedaan Antara MUA dan Perias. Dua Istilah Profesi yang Kerap Dikelirukan Orang

Monday, March 9, 2015

, , ,

Makeup Natural Februari - Maret

Here we go, saya berkesempatan untuk mendandani kawan saya ini lagi. Adalah Mawar, sahabat sejak kuliah yang kemarin baru saja nikah (selamat, Maw :3). Ceritanya, beberapa minggu sebelum hari ini, kami sedang ketemuan di sebuah kesempatan. Terus tau-tau doi cerita kalau mau nikah. Hwaw. Serprais banget rasanya. Ngobrol ngalor ngidul endesbye, terus berlanjut ke tanya-tanya tentang makeup untuk acaranya doi. Hmm, sebenarnya saya dimintai tolong untuk ngerias di acaranya doi, tapi karena beberapa hal, jadwal nggak cocok dan lain-lain, akhirnya belum jadi. Meskipun begitu tapi kami sempet main-main makeup dulu. Ceritanya buat testing produk dan cari inspirasi untuk bisa request dengan periasnya entar, wkwkwk.

Permintaannya simpel. Doi pengen makeup natural yang bisa membuat wajahnya lebih segar dan terlihat beda dari biasanya tanpa harus dengan makeup tebal. No cukur alis, no too much, no glamorous, dan pengen tetap syari.

Challenge accepted. Pertama, saya pun kurang suka ngerok-ngerok alis orang. Kedua, saya penasaran sama wajah doi kalau pakai makeup. Mengingat sehari-hari doi itu jaraang dandan. Ketiga, saya pengen membuat kawan saya ini lebih fresh dan lain dari biasanya.

Before
After



After
Lalu ada lagi, teman yang ingin dirias untuk acara sumpahan profesi. Doi pengen makeup yang simpel, tanpa modifikasi hijab, karena peraturannya, hijab nggak boleh diapa-apain sama kampusnya. Di sini saya merasa PR sekali, karena saya harus mikir gimana caranya supaya tetap nge-pop meskipun model hijabnya simpel. Akhirnya saya putuskan memakaikan doi lippen merah. Nggak disangka hasilnya jadi kelihatan fresh tanpa terkesan menor.



Selamat, Mbak Ifa.
By the way, saya jadi pengen nyoba style ini buat ke kantor, kapan-kapan. Kalau selo, kalau ada waktu tambahan sepuluh menit untuk membubuhkan foundation, lima menit untuk memasang bulu mata, dan lima menit untuk memakai lipstik.

+Andhika Lady Maharsi
Continue reading Makeup Natural Februari - Maret

Sunday, January 25, 2015

, , ,

Wisuda S2 UGM 2015, Mbak Seftina & Mbak Darma

 


Kawan pertama tahun 2015 yang saya rias wisuda adalah Mbak Seftina, M. Sc & Mbak Darma, M.Sc. Selamat ya, semoga ilmunya bermanfaat dan cepet nular.

Ada cerita ketika mendapat testimoni dari mereka. Ketika ketemu lagi keesokan harinya, saya tanya "Gimana riasannya, masih tahan sampai sore? Bulu matanya anti badai nggak? Jilbabnya jadi berantakan nggak?". Pokoknya saya tanyanya udah kayak orang rempong banget. Ya gimana ya, saya perlu memastikan bahwa riasan hijab-do mereka nyaman dan bikin merasa cantik. Ehm, sebenernya sih karena saya masih tahap belajar jadi suka khawatir kalau riasannya bermasalah. Mereka jawabnya "Awet banget Lady, bulu matanya nggak lepas sama sekali. Terus bedaknya nggak luntur sampai sore, jadi penasaran produk yang dipakai apa aja. Temen-temen pada bilang ini alus dan natural, ada tiga loh yang antri didandanin kamu". Alhamdulillah, rasa was-was saya hilang seketika. Meskipun banyak yang saya rasa masih kurang, saya tetap senang bisa merias lagi untuk ke sekian kalinya. :)

 

Continue reading Wisuda S2 UGM 2015, Mbak Seftina & Mbak Darma

Sunday, December 7, 2014

, , ,

Selamat Wisuda, Mifta, M.Pd & Niluh, M.Pd

Layaknya hari Sabtu seperti biasanya, tapi pagi kali ini beda. Saya bangun lebih pagi sekitar jam 3.00 untuk merias sahabatku, Mifta dan temannya, Niluh. Mifta adalah kawan saya semasa KKN, doi lulus S1 3,5 tahun dan langsung dapet beasiswa S2 dari kampus. Sekarang sudah menikah dan sedang hamil 3 bulan.

Kayaknya asik nih, wisuda lagi hamil dan ditemenin sama suamik. Ceilahh...

Nah, pendek kata, saya senang ahirnya dimintai untuk membantu merias dia saat wisuda. Memang saya belum pernah secara resmi membuka jasa rias-riasan/MUA-MUAan, tapi alhamdulillah hampir selalu aja ada yang minta diriasin ketika acara-acara seperti ini. Biasanya temen-temen lama, atau temen-temennya si temen. #temenception

Niluh dan Mifta


Jangan dibandingin sama yang tengah ya, saya lagi nggak pake makeup blass, dan belum mandi.
Di kesempatan ini saya juga ikut membantu pasang sanggul untuk Mbak Niluh. Saya eksaitid banget, karena baru kali ini saya dapet kawan yang wisudanya minta pakai sanggul. Biasanya saya cuman menyanggul untuk menari Bali, yang mana sasaknya nggak begitu ribet-ribet banget. Kalau sanggul untuk wisuda, kan harus rapian dikit dong. :). Yeah, akhirnya sanggul ala Jenganten berhasil dipasang deh,,,,




Lalu untuk Mbak Mifta, ada special request kalau hijabnya pengen pake topi. Katanya sudah kebiasaan pakai topi, jadi pas saya tawarin untuk memakai inner, doi menolaknya. Hehe. Tak apa, toh pake topi pun masih bisa dibentuk biar lucu kayak hijab wisuda.

Jarum-jarum di samping itu belum dibenerin. :)
Rumah Mbak Mifta tepat di depan Kali Code. Jadi bisa foto-foto sambil ilhat sunrise.
Ya begitulah aktifitas Sabtu pagi saya, pulangnya saya sarapan, nyanyi-nyanyi dan nonton TV dengan bahagia. 



Continue reading Selamat Wisuda, Mifta, M.Pd & Niluh, M.Pd