Thursday, May 30, 2013

, , , , , , , , ,

Karena Matahari tak perlu Ditakuti




Lihat baik-baik foto di atas. Yang memegang selendang itu adalah saya, di samping kanan dan kiri yang membawa bokor itu adalah kawan saya. Ceritanya kami sedang berlatih tari Bali Minggu siang. Saya membawakan tari Cendrawasih dengan properti selendang, sedangkan dua kawan saya membawakan tari Sekar Jagat.  Kita bertiga berfoto bersama di taman depan sanggar. Tapi tahukah kamu, kalau di foto atas itu ada yang aneh? Latihan tari kok panas-panasan begitu sih? Apa tidak takut hitam? Apa tidak makin keringatan berpanas-panasan? Lhawong menari saja sudah bikin keluar keringat to the max, apalagi ini ditambahn panas-panas. Atau memang saya dan kawan-kawan itu kurang kerjaan?

Ada benarnya juga kalau kami kurang kerjaan. LOL. Tapi intinya, itu bukan sekedar saya dan kawan-kawan sedang bernarsis ria di taman sambil berpanas-panasan di bawah matahari siang bolong. Foto di atas adalah semacam manifestasi betapa kita sangat tidak mungkin menghindari sinar matahari. Katakanlah saya dan kawan-kawan cuma butuh sepuluh menit untuk mengambil foto di taman. Gaya – jeprat – jepret – selesai . Tapi apakah kita cuma sepuluh menit saja waktu yang kita pakai untuk ketemu matahari?

Saat pagi hari keluar rumah, kita langsung disambut terpaan vitamin D dari matahari pagi. Ketika siang, terpaan vitamin D dari sinar matahari yang kita tempa di pagi hari berangsur berubah menjadi sinar yang terik. Intensitas sinar Ultra Violet juga makin meningkat. Jika terpapar kulit dalam jangka waktu lama, peningkatan intensitas sinar ini berpotensi menciptakan efek kulit terbakar sinar matahari (sunburn) dengan ciri-ciri kemerahan rupa terbakar di kulit. Untung tubuh kita memiliki mekanisme  perlindungan yang hebat. Bagaimana cara tubuh melindungi diri? Caranya yaitu kulit membuat semacam tameng dengan cara membentuk melanin penangkal sinar Ultra Violet setiap kali terkena. Efek samping dari perlindungan jangka panjang ini adalah kulit menjadi lebih menggelap karena proses pigmentasi. Skenario ini secara otomatis dilakukan oleh kulit setiap kali tubuh tertimpa sinar Ultra Violet. Jika kita terkena matahari kurang lebih tiga jam sehari, tinggal hitung saja berapa kali lipat kemungkinan kulit berpigmen akibat proses perlindungan yang dilakukan. Makin tanner? Iya. Makin cokelat? Iya. Tapi itu masih mending, yang paling parah adalah terjadinya sunburn, yaitu kulit kemerahan melepuh karena terbakar sinar matahari. Hiii, nggak mau kan?

Sebenarnya kemampuan kulit normal manusia berbeda-beda dalam menangkal sinar UV. Menurut sumber ini, ukuran ketahanan manusia terhadap sinar UV dapat dilihat dari warna kulit, warna rambut dan warna mata. Secara singkat, datanya adalah sebagai berikut : 

1.  Kulit cerah, rambut pirang kemerahan, mata biru/hijau bertahan 10 - 20 menit.
2.  Kulit putih, mata biru/kecokelatan, rambut pirang bertahan 15 - 30 menit.
3.  Kulit kuning langsat, rambut cokelat, mata cokelat bertahan 20 - 40 menit.
4.  Kulit cokelat muda, rambut hitam, mata cokelat tua bertahan 25 - 50 menit.
5.  Kulit sawo matang, rambut hitam, mata cokelat bertahan 30 - 60 menit.
6.  Kulit hitam, mata hitam, rambut hitam bertahan 40 - 74 menit.

Jika dikomparasi dengan keadaan kulit wanita Indonesia, kita berada di posisi nomor 4 - 5 atau memiliki ketahanan sekitar 40 menit perlindungan alami kulit. Nah, kulit sudah berbaik hati melindungi tubuh kita. Senang kan? Giliran kita dong, yang bantu kulit untuk meringankan beban kerjanya sebagai pelindung tubuh. Ada banyak caranya, di antaranya mengkonsumsi vitamin yang baik untuk kulit, memberinya pelembap, dan yang paling penting adalah mengolesinya dengan Hand & Body Lotion (atau bisa juga disebut lotion saja) yang memiliki perlindungan optimal sepanjang hari dengan extra protection terhadap sinar UV.

Apa ciri-ciri lotion yang memiliki bahan perlindungan terhadap sinar UV? Yang paling mudah diamati adalah tertulis terdapat kandungan SPF (Sun Protection Factor) di dalamnya. SPF ini merupakan bahan aktif yang melindungi kulit dari sinar Ultra Violet yang berpotensi merusak kulit. Bahan utama yang lazim digunakan sebagai materi SPF adalah TitaniumDioxide, Zinc Oxide atau kombinasi keduanya. Cara kerja tabir surya beragam, ada yang berfungsi sebagai sunscreen yang menyerap sinar UV dan sunblock yang secara kimiawi menangkis sinar UV. SPF memiliki bilangan yang menyatakan tingkat perlindungan kulit dalam kelipatan. Sebagai contoh, jika dalam keadaan normal seseorang dapat mengalami sunburn dalam waktu satu jam, pengaplikasikan tabir surya ber-SPF 15 dapat membantu orang tersebut bertahan lima belas jam di bawah matahari. (Sumber). Jika dihitung berdasar kemampuan kulit wanita Indonesa yang memiliki ketahanan rerata 40 menit, maka SPF 15 mampu melindungi kulit kita sebanyak 15 x 40 atau sekitar 600 menit atau 10 jam!! Itu sudah cukup banyak sodara-sodaraa.. :D

Saya berkesimpulan sendiri, kulit orang Indonesia sebenarnya tidak perlu lotion dengan SPF banyak-banyak (tapi ini kesimpulan saya sendiri lho ya). Kulit kita kan sudah cukup berpigmen dengan rerata warna kulit variatif dari kulit putih hingga kecokelatan. Dengan asumsi matahari bersinar sekitar 12 jam dan tidak setiap saat kontak dengan sinar matahari langsung, jika touch up lotion dimisalkan dua kali sehari, dengan SPF 15 saja sudah cukup terlindung lho. 

Kemudian saya juga dikejutkan oleh hasil Googling ke sana ke mari yang menyatakan bahwa perlindungan SPF 15 tidak begitu berbeda dengan perlindungan SPF yang jauh di atasnya. Lihat saja grafik berikut ini :

Sumber
Wow, saya kira, makin tinggi angka SPF, makin tinggi pula tingkat perlindungan. Ternyata pola perlindungan berada pada titik balik di angka 15 sodara Jenganten! Menurut penelitian tersebut, intinya SPF 15 mampu melindungi sebanyak 94% paparan sinar Ultra Violet, tidak jauh berbeda dengan nilai SPF yang jauh di atasnya. Horee! Berati kesimpulan pribadi saya yang sudah disebutkan di atas tidak sepenuhnya salah dong.

Ngomong-ngomong lotion ber-SPF, saya sudah lama menjadi pengguna tetap Hand & Body Lotion Marina. Dahulu, yang saya pakai adalah Marina UV White Radiant. Tapi begitu Marina mengeluarkan produk baru dengan tambahan perlindungan SPF 15, PA+, plus Yoghurt, saya langsung tertarik. Seperti review sebelumnya, saya juga suka lotion Marina yang ini. Ada beberapa alasan yang membuat saya suka lotion Marina yang ini :

  • Aromanya lembut dengan ketegasan yang tidak mengganggu. Beberapa lotion yang pernah saya pakai memiliki aroma yang cukup keras dan mengganggu. Saya pribadi cenderung menyukai lotion yang wanginya lembut dan soft. Apalagi untuk lotion ber-SPF. Sebaiknya memang memilih lotion yang aromanya seminimalis mungkin.

  • Lotion Marina memiliki varian kemasan yang cukup banyak. Ada yang ukuran kecil untuk dibawa traveling, ada pula ukuran jumbo yang dapat disimpan manis di meja rias. Variasi ini secara langsung mempermudah saya memanajemen penyimpanan lotion untuk kulit. Jadi bisa touch up lotion di mana saja deh. :)

  • Tekstur lotion Marina sangat lembut dan mudah meresap di kulit. Cobalah ambil lotion secukupnya dan oleskan ke kulit, tunggu sebentar. Ternyata tidak sampai 30 detik, seluruh lotion sudah rata dan terserap ke kulit dengan sempura. Nah ini membuat saya senang, karena memperkecil effort dalam ritual memakai lotion. Tinggal keluarkan lotion dari kemasan, oles sana, oles sini, dan tuingg, langsung terserap dan lembap seketika. Simpel dan praktis.
  • Terbukti membuat kulit saya lebih cerah. Saya berani menulis ini sebenarnya bisa jadi terdapat dua kemungkinan : perlindungan lotion Marina memang bagus sehingga kulit saya yang dari sononya putih (uhuk) tidak berubah menggelap, atau memang kulit saya yang sempat kusam kegelapan berubah menjadi lembap dan cerah. Tapi intinya kulit saya sudah jarang belang lagi karena rutin pakai lotion Marina setiap hari.
  • Memiliki bahan perlindungan dan perawat kulit yang optimal. Di antaranya saja SPF15 yang optimal melindungi 94%  paparan dari sinar UV. PA+ yang membantu menghambat proses penggelapan kulit. FYI, lotion baru dapat optimal melindungi kulit kalau sudah tersedia dua bahan aktif ini (SPF dan PA+). Selain itu lotion Marina juga dilengkapi dengan bahan alami yang mampu meratakan dan mencerahkan warna kulit seperti Yoghurt dan Vitamin B3. Serta Vitamin E dan moisturizer yang membantu merawat kulit senantiasa halus dan lembut.
  • Harga lotion Marina sangat-sangat-sangat terjangkau. Saya mencoba membandingkan harga lotion yang ada di supermarket dengan taraf kualitas yang hampir setara (memiliki kandungan SPF 15, PA+ dan bahan aktif hampir serupa), lotion Marina-lah yang harganya paling terjangkau.

Pagi ini saya memulai hari dengan mengoleskan Hand & Body lotion Marina ke tangan, kaki dan beberapa bagian kulit tubuh saya yang dirasa perlu dilindungi. Kemudian saya bawa tubuh ini ke mana-mana, mengendarai motor, berjalan di bawah matahari, termasuk berfoto-foto cantik di taman sanggar sambil mengenakan selendang. Sore harinya saya mengecek kulit tangan dan kaki saya ternyata tidak berbelang dan masih tetap lembut. Itu sudah merupakan tanda kan, kalau Lotion Marina UV White SPF 15 dengan bahan aktifnya telah mampu melindungi kulit saya dari terpaan sinar matahari?

Karena matahari tak perlu ditakuti dan berjalanlah di bawahnya dengan percaya diri.








Disclaimer : Tulisan ini adalah tulisan saya sendiri. Semus isi tulisan adalah di luar tanggung jawab PT. Barclay Tempo Scan Pacific dan Marina dengan semua asetnya

11 comments:

  1. beramai ramai pakai marina \:D/ lengkap banget reviewnyaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuk, ramai2. Hihi. Aku emang pengguna tetap Marina Jeng...

      Delete
  2. makasih review nya.. mantep deh..
    :-D

    ReplyDelete
  3. Iya say enak pake marina.. Dia ringan gitu, ga thick, jadinya kalo panas" ga lengket deh.. Paling suka tuh yg biruuu yg milk.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener, yang biru paling melembapkan menurutku. Tapi dia ga SPF 15. Kalau mau keluar lebih suka yang SPF 15. :)

      Delete
  4. keren reviewnya kak, aku juga pakai marina ;)

    ReplyDelete
  5. wah, tu halamannya UNY banget, jadi kangen saya hehehehe

    ReplyDelete