Thursday, February 5, 2015

, , ,

Pixy Pure Finish Compact Powder

Mari bahas sejenak tentang sebuah bedak yang sedang nangkring lucu di pouch makeup saya. Namanya Pixy Pure Finish Compact Powder. Ohya, sebelumnya saya cerita dulu yah, kalau saya sudah lama langganan produk Pixy, terutama bedak-bedak dan two way cake nya. Eh, maskaranya juga. Eh, removernya juga. Baru eyeliner gel dan foundation stick-nya yang saya kurang suka.
FYI, bedak ini sempet banyak direview oleh beauty blogger sekitar akhir tahun lalu, bebarengan dengan salah satu lomba blog tentang BB Cream baru yang diselenggarakan Pixy. Tapi tenaaang, post ini bukan buat lomba kok. Tetapi emang saya yang pengen review karena bedaknya lucu.

Well, nambah lagi satu alesan kepingin review: produknya lucu!

Suka sama desain kemasannya! Lace-lace gimana gitu. Kayak model taplak meja vintage.
Bedak ini asalnya memiliki box kemasan. Di box tersebut ditulis keterangan: dilengkapi dengan SPF 25&PA++, matte lucent powder, non comedogenic & clinically tested. Intinya, bedak ini menjanjikan perlindungan sinar UV, hasil matte di kulit, dan ramah untuk kulit yang mudah berkomedo.

Produk bedak ber-SPF artinya nggak selalu bisa terjamin dapat memberikan perlindungan UV jika dipakai sendirian. Kamu tetap harus mengaplikasikan pelembap atau sunblock sebelumnya. Bedak SPF akan berguna ketika kamu melakukan touch up di siang hari. Semacam mendapat perlindungan baru, begitu. Tapi harus hati-hati ketika kamu mau selfie ketika sedang memakai bedak SPF, apalagi kalau malam hari. Beberapa produk ber-SPF memiliki sifat memantulkan cahaya, sehingga bisa jadi hasil foto kamu akan terkena efek whitecast.


Butiran bedak ini lembut dan punya butiran yang halus. Kalau saya bisa bilang, ini adalah bedak yang nyaman banget kena di kulit. Ketika dipakai, bisa nyatu dengan kulit wajah tanpa ada cemang-cemong. Btw, saya punya kawan namanya Utari. Dia suka mengistilahkan bedak yang cemang-cemong dengan istilah 'bedak berenang-renang' di wajah. Hahaha. Kalau pakai istilah versi dia, bedak Pixy ini nggak demen berenang-renang di wajah, maunya nempel terus kayak perangko.

Padahal perangko bisa nempel cuma kalo dilem atau dijilat dulu. Saya masih bertanya-tanya tentang sebuah iklan komersial produk talk wangi anti bau badan yang memberi jaminan lawan jenis kita bakal nempel terus kayak perangko. Itu maksudnya dijilat dulu kah, baru mau nempel? Abaikan.

 

Sudah saya jelaskan di atas kalau kemasannya saya suka. Ternyata dalemnya juga saya suka. Err, sebenernya saya selalu suka dengan desain kemasan bedak jenis apapun sih, termasuk Pixy ini. Hanya perbedaannya adalah desain lace di permukaan kemasan, dan warna pink yang lucu. Perpaduan vintage dan girly yang pas menurut saya. Disadari atau tidak, tapi produk ini mengingatkan saya dengan produk-produk makeup unyu dari Korea.


Kejutan, sponsnya juga nyaman dipakai. Bentuknya cukup tebal dan kokoh dan cuci-able. Maksudnya, karena kekohohannya, spons ini bisa dicuci, kemudian dipakai lagi. Saya sering lho menemukan spons bedak yang mudah rusak dan bolong-bolong. Sehingga setelah dipakai, harus ganti dengan yang baru. Belum lama ini malahan, saya baru saja memakai bedak tabur lokal merk profesional, yang harganya cukup premium, ternyata sponsnya sangat mengecewakan sekali. Baru dipakai seminggu sudah langsung minta diganti. Kapan-kapan deh saya review produk itu.

Tiada kesan apapun sebuah review tanpa foto. Hihi. Foto di bawah ini menggunakan Pixy Pure Finish setelah pemakaian 5 jam, meskipun, saya akui, foto ini nggak mewakili hasil produk ketika digunakan.


Foto ini mewakili warna di kemasan produk. Dan mewakili keadaan pipi saya yang bertambah besar dua kali lipat setelah belasan postingan.
Kesimpulannya produk ini bagus buat kamu yang pengen tekstur bedak ringan (tanpa embel-embel TWC), dan kepingin hasil yang matte. Sejauh saya pakai, bedak ini memang memberikan hasil yang matte di kulit saya yang cenderung berminyak. Jika minyak wajah saya sudah mulai berproduksi, sementara saya sudah memakai bedak ini, hasil di wajah cenderung dewy dan berkilau sehat.

Kalau kekurangan produk ini apa ya? Ehmm, mungkin bagi yang nggak suka dengan warna pink? Atau yang tidak suka dengan pilihan warna yang sedikit. Karena Pixy baru mengeluarnya 3 varian warna untuk produk ini. Sebetulnya dari ketiga warna itu nggak ada yang cocok dengan warna kulit saya, tapi manurut Mbak-Mbak yang jual, saya disarankan memakai warna cream yang tonenya kuning (tone kulit saya pink). Yeahh, akhirnya saya tetap pakai juga, dan bisa 'dipaksain' supaya nyatu sama warna kulit. Hehe.

+Andhika Lady Maharsi

1 comment: