Friday, May 14, 2021

, ,

Arti dan Makna Tata Rias Pengantin Paes Jogja Putri


Ada beberapa ragam rias pengantin Yogyakarta yang kita kenal. Sebut saja, Paes Ageng, Jogja Putri, Kanigaran, dan Jangan Menir. Kesemuanya berasal dari induk yang sama yaitu tradisi pengantin dari keraton. Dulunya tata rias khas Jogja ini bersifat eksklusif hanya boleh dilakukan oleh putri kerajaan atau menantu. Namun setelah keputusan dari Sri Sultan HB IX, ragam tata rias khas Yogyakarta boleh dilakukan untuk masyarakat sebagai wujud pelestarian budaya. Senangnya hidup di zaman ini adalah kamu sekalian boleh memakai riasan ala putri kerajaan meski tidak terlahir royal. Asyik kan?

Salah satunya yang akan saya bahas adalah gaya riasan Jogja Putri. Jogja Putri adalah salah satu tata rias pengantin yang dikenalkan dari tembok keraton Yogyakarta. Ciri khasnya adalah berbentuk paes dengan tata rambut sunggar yang melebar di atas telinga. Riasan Jogja Putri mungkin agak mirip dengan Solo Putri, namun dari segi bentuk paes dan aksesoris sudah berbeda.

Baca juga: Perbedaan Tata Rias Pengantin Paes Jogja Putri dan Solo Putri


Rias Jogja Putri memiliki makna mendalam yang adiluhung di setiap riasan, busana, dan aksesoris. Di sini khusus akan dijelaskan makna paes Jogja Putri yang terdiri dari tujuh sapuan pidih warna hitam di sekeliling kening pengantin. Apa saja? Yuk simak.



1. Penunggul, bagian paling besar di tengah dahi berbentuk daun sirih separo

Ini bermakna derajat yang tinggi bagi seorang perempuan yang telah menikah. Harapannya, setelah menikah si wanita akan menempati kedudukan yang tinggi. Bagi masyarakat Jawa, posisi perempuan dipandang lebih tinggi jika yang bersangkutan telah menikah. 

2. Pengapit, sapuan kecil seperti bunga kantil di samping sisi penunggul

Pengapit dimaksudkan untuk mengendalikan penunggul agar tetap pada posisi tengah. Ini bermakna bagaimana pun kehidupan rumah tangga yang mudah goyah ke sana kemari, pengapit harus tetap menjaga agar tujuan utama pernikahan tetap pada jalan/garis yang lurus sesuai tujuannya yang mulia.

3. Penitis, di samping pengapit

Kalau kamu amati, ujung penitis pada riasan Jogja Putri selalu mengarah ke ujung hidung. Alasannya adalah penitis merupakan simbol bahwa segala sesuatu harus memiliki tujuan yang efektif. Termasuk dalam perkara keuangan rumah tangga. 

4. Godheg, di samping telinga pengantin

Godheg pada bagian sisi telinga bermakna supaya wanita senantiasa introspeksi diri dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Selain itu juga merupakan doa supaya lekas diberikan keturunan.

5. Citak, titik hijau di pusat dahi

Berbentuk seperti berlian di dahi, dibuat dengan daun sirih yang digunting kemudian ditempelkan di kulit. Maknanya adalah seperti mata dewa Siwa sebagai dewa pengetahuan, yang mana diharapkan seorang wanita setelah menikah menjadi sosok cerdas, cemerlang, berilmu pengetahuan, serta berakhlak baik. 



Itulah beragam ciri khas dan makna paes Jogja Putri yang menggambarkan sifat-sifat baik wanita sesuai pitutur Jawa. Meski tidak ada wanita yang sempurna, tetapi alangkah baiknya jika kita meneladani sifat terpuji yang tertuang dalam riasan pengantin Jogja Putri. Kalau saya catat, beberapa di antaranya adalah:

- Taat kepada Tuhan YME
- Cerdas, berakhlak baik dan cermat
- Berkedudukan tinggi dan dihormati
- Fokus pada tujuan dan cita-cita mulia
- Mawas & introspeksi diri
- Cerdas dan rasional

Tuh kan, banyak banget sifat-sifat mulia padahal 'cuma' dari simbol paes Jogja Putri saja. Seandainya kita mencontohnya (tak hanya untuk yang sudah menikah), niscaya akan banyak hal baik datang menghampiri.


0 komentar:

Post a Comment